KUDUS, Joglo Jateng – Pengembangan kewirausahaan sosial melalui Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) menjadi upaya Kementerian Sosial menurunkan kemiskinan ekstrem. PENA telah mendorong penerima manfaat meningkat pendapatannya dan memilih berhenti dari program bantuan sosial.
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana (Dinas Sosial P3AP2KB) Kabupaten Kudus, Any Willianti mengatakan, melalui program ini, penerima bansos mendapat bantuan permodalan usaha maksimal Rp5 juta. Selain itu mereka juga mendapat pendampingan.
“PENA program Kemensos. Bermitra dengan Dinas Sosial P3AP2KB agar disebarluaskan utamanya untuk keluarga penerima manfaat. Tujuannya agar mereka mandiri secara finansial,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten, Habib Rifai menjelaskan, selain permodalan usaha yang diberikan, program PENA mewajibkan pendamping PKH siap memonitoring pengembangan usaha setiap KPM secara terjadwal. “Modal bantuannya berupa sarpras,” sebutnya.
Ia menambahkan, KPM yang telah tergraduasi (naik kelas) periode semester pertama 2024 berjumlah 269. Beberapa diantaranya berwirausaha di bidang kuliner dengan modal dari bantuan program tersebut.
“Ada yang jualan soto, membuka warung kopi, dan warung jajan. Ada juga yang membuka usaha mie ayam dan sekarang ramai,” imbuhnya.
Setelah mendapatkan bantuan dan berwirausaha dari program PENA, KPM akan mendapat pendampingan selama lima bulan. Setalah dianggap telah mandiri secara ekonomi, maka data mereka akan diganti dengan penerima manfaat yang lebih membutuhkan.
“Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) terus di update setiap bulannya. Dengan harapan angka kemiskinan menurun,” tandasnya. (cr8/fat)