Figur  

Syakira, Siswa SMA Semarang yang Ingin Tampil Karawitan di Acara Gubernuran

Amiranti Syakira Dhiya Syarafara
Amiranti Syakira Dhiya Syarafara. (FADILA INTAN QUDSTIA/JOGLO JATENG)

KECINTAAN anak muda terhadap kearifan lokal di daerahnya perlu dilestarikan. Siswa kelas X SMAN 1 Semarang, Amiranti Syakira Dhiya Syarafara (15) mengaku memiliki impian untuk tampil karawitan di acara Gubernuran Jawa Tengah ataupun event di Candi Prambanan.

“Saya pengen banget lomba atau tampil di (acara, Red.) Gubernuran atau Candi Prambanan jadi penyanyinya. Hal ini karena karawitan sudah menjadi hobi saya sejak duduk di bangku SMAN ini,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, Senin (18/11/24).

Gadis kelahiran Semarang 13 Mei 2009 ini baru belajar karawitan saat masuk SMAN. Waktu itu, dirinya langsung tertarik langsung bergabung ekstrakurikuler Karawitan yang dibina oleh Ki Dalang Sudaryono tersebut.

“Saya tertarik aja karena dulu di SD pernahnya macapat tapi tidak pernah join ke karawitan. Selain itu, karena saya juga suka nyanyi jadi kebetulan pas masuk SMA ini langsung gabung ke Karawitan,” jelasnya.

Baca juga:  Kisah Inspiratif Guru Muda yang Mengelola 4.000 Bebek Potong

Adapun keluh kesah yang pernah ia rasakan selama mengikuti ekstrakulikuler Karawitan ini. Salah satunya, mendapatkan kritikan dari pembina lantaran masih ada unsur pop pada suaranya.

“Suara saya ini kan basic-nya pop karena ini switch ke karawitan jadi sering dikritik ‘Suaramu masih pop’. Selain itu, juga serin salah dalam melafalkan lirik Jawa karena kebanyakan itu bahasa Krama dan kiasan jadi tidak familier,” ungkapnya.

Meskipun ia sering kali mendapatkan kritikan dari tarik suaranya. Namun, ia tetap bersemangat dan lebih giat untuk belajar serta mendapatkan pengalaman lebih banyak dari karawitan ini.

Baca juga:  Alda Nurjannah: Lulusan UMK yang Bangkit dari Batasan Ekonomi hingga Sukses Berkarier

“Belajar karawitan itu seru karena dapat pengalaman dan ilmu baru juga, karena tekniknya beda antara nyanyi biasa sama yang buat khusus karawitan. Tak kalahnya lagi di sini dapat teman-teman baru yang bikin semangat,” terang gadis yang memiliki hobi menyanyi, membaca buku dan berenang tersebut.

Lebih lanjut, ia menerangkan, pengalaman tampil pertama karawitan, yaitu pada saat mengiringi lagu untuk pagelaran drama kolosal P5 bertemakan Kearifan Lokal di sekolahnya. Dirinya mengaku, penampilan pertama ini tidak pernah ia lupakan seumur hidup.

“Karena emang baru mulai masuk sekolah Juli lalu masuk eskul itu bulan Agustus. Dan sosok inspiratif saya itu pembina kami Pak Dar (Ki Dalang Sudaryono, Red) hampir semua alat musik karawitan bisa semua. Dari mulai merancang pagelaran kearifan lokal sampai membuat lagu-lagunya,” paparnya.

Baca juga:  Efie Rohmatin, Duta Wisata Muda yang Inovatif dan Berkomitmen Majukan Pariwisata Jepara

Di sisi lain, Syakira tidak menampik bahwa di era digitalisasi yang makin maju ini masih banyak temen-temannya yang suka budaya asing. Sehingga, dengan adanya pagelaran P5 ini mau tidak mau semua anak harus belajar budaya Jawa, terutama membatik.

“Saya mau ajak teman-teman untuk join ke karawitan dahulu karena mungkin bisa tertarik sama budaya Jawa. Jangan sampai hilang (kecintaan terhadap budaya Jawa, Red.),” pungkasnya. (int/adf)