KUDUS, Joglo Jateng – Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang terus fokus pada pengembangan pembibitan sapi. Hal ini dilakukan untuk mendukung sektor peternakan lokal.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dintanpan Rembang, Lulu Rofiana mengatakan, Rembang termasuk salah satu kabupaten unggulan dalam hal pembibitan sapi. Peternak di daerah ini mengambil manfaat dari pembibitan anak sapi yang kemudian dijual ke luar kota.
“Rembang memang dikenal sebagai salah satu kabupaten penghasil bibit sapi. Sapi yang dibibitkan di sini umumnya dijual ke luar kota,” ujarnya belum lama ini.
Pada triwulan kedua 2024, populasi sapi di Kabupaten Rembang tercatat sebanyak 153.003 ekor. Terdiri dari 40.893 ekor sapi jantan dan 112.110 ekor sapi betina. Meskipun sektor ini terus berkembang, Lulu mengungkapkan, beberapa kegiatan yang biasa dilaksanakan terkait pembibitan kini jarang dilakukan karena terbatasnya anggaran.
“Dulu sering ada kegiatan pendukung, namun sekarang jarang karena anggaran yang terbatas,” tambahnya.
Menurutnya, proses pembibitan sapi memang membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan penggemukan sapi. Selain itu, pembibitan bisa memakan waktu hingga setahun, sementara penggemukan sapi hanya memerlukan waktu sekitar 4 bulan.
“Pembibitan jauh lebih mahal dan memakan waktu lebih lama. Paling cepat setahun, sedangkan penggemukan hanya sekitar 4 bulan,” ujarnya.
Selain itu, deteksi birahi sapi juga menjadi tantangan tersendiri. Jika tidak tepat waktu, proses pembibitan bisa molor lebih dari setahun. Lulu mengungkapkan bahwa sapi pasca melahirkan umumnya baru dapat dijual sekitar 6 bulan setelah kelahiran.
Lebih lanjut, Rembang memiliki banyak kelompok peternak sapi yang terus berinovasi dalam mengembangkan usaha mereka. Namun, meskipun ada upaya untuk mengolah daging sapi, seperti membuat abon, hal tersebut belum dilakukan dalam skala besar. Kebanyakan peternak di Rembang lebih fokus pada penjualan daging sapi segar.
“Kelompok peternak sapi di Rembang banyak, namun inovasi pengolahan daging seperti abon belum dalam lingkup besar. Kebanyakan masih mengkonsumsi daging segar,” pungkasnya.
Dengan adanya fokus pada pembibitan sapi, Dintanpan Rembang berharap dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sapi di daerah tersebut serta memberikan dampak positif bagi ekonomi peternak lokal. (cr3/fat)