DALAM upaya mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif bagi wirausaha muda, Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah meresmikan program baru. Namanya Klinik Layanan Pemuda (Klik Ya Nda).
Melalui program ini, generasi muda di Jateng bakal diberi bimbingan sejak dini. Khususnya bagi mereka yang tertarik pada bidang UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) di bidang FnB (food and beverage/makanan dan minuman), kriya, dan fashion.
“Kita meresmikan unit layanan pemuda yang kita berinama Klinik Layanan Pemuda, kita singkat Klik Ya Nda, ini bagian dari upaya kita ke depan. Kesempatan bagi pemuda untuk mendidik karier di bidang wirausaha,” jelas Kepala Disporapar Jateng Agung Hariyadi usai membuka program Klik Ya Nda di kantornya, Selasa (19/11/24).
Menurut Agung, dimensi lapangan kerja di Jateng ini masih sedikit. Oleh karena itu, program ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan para pelaku bisnis dalam memperkenalkan dan mengembangkan usaha mereka. Sekaligus membantu pelaku bisnis dalam membangun koneksi dan memahami potensi bisnis lokal agar lebih dekat dengan masyarakat. Khususnya di Jawa Tengah.
“Salah satu cara kita dengan mendirikan ruang bagi pemuda untuk belajar. Kita berikan coaching, kita berikan dampingan bisnis bagaimana mengelola bisnis, bagaimana permasalahan progam, bagaimana mereka berinteraksi dengan konsumen,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaanya ada 30 wirausaha muda yang bakal menjalani pelatihan, mulai dari digital marketing, public speaking, dan lainnya. Para peserta ini terpilih melalui seleksi yang sudah digelar pada 12 dan 15 November 2024 lalu.
“Yang ditonjolkan dilayanan pemuda ini adalah public speaking. Public speaking itu juga memberikan sesuatu yang baik, menjadi hal yang paling penting dalam kita berbisnis. Karena narasi-narasi yang harus disampaikan kepada konsumen itu harus benar-benar memberikan rasa keyakinan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Agung menyebut program Klik Ya Nda ini diarahkan pada ekonomi kreatif. Sebab dapat mendorong anak-anak muda untuk lebih inovatif mengembangkan bakat mereka. Dengan demikian, generasi muda ini bisa menciptakan usaha baru menambah lapangan pekerjaan.
“Maka kenapa di klinik layanan ini kita arahkan pada ekonomi kreatif. Karena dengan ekonomi kreatif itu sangat lekat dengan yang sifatnya digital dan produk-produk itu inovatif,” tandasnya. (luk/adf)