Adapun langkah-langkahnya, yaitu: Masukkan texafon dan LABS ke dalam wadah, lalu aduk hingga merata.
Kemudian masukan garam, aduk hingga kekentalan yang diinginkan sudah sesuai.
Tuangkan aquades sedikit demi sedkit sambil diaduk perlahan hingga larut dengan sempurna.
Masukkan perasan jeruk nipis ke dalam larutan sabun, aduk hingga merata.
Tambahkan pewarna makanan secukupnya untuk memberika warna sesuai keinginan, dan aduk hingga merata Setelah dirasa sudah tercampur semua, tuang dalam botol, dan tunggu hingga 24 jam.
Sabun cuci piring siap digunakan.
“Langkah-langkahnya sederhana dan bahan-bahanya dapat dibeli di aplikasi online atau di toko kimia, jadi pasti bisa mempraktikkanya di rumah. Serta dapat bertahan kurang lebih 7 bulan,” jelas Dinda, salah satu anggota divisi ekonomi kreatif sambil memberikan pengarahan langkah-langkah pembuatan yang diikuti praktik dari peserta pelatihan.
Setelah praktik selesai, sabun cuci piring hasil pelatihan dibagikan kepada para peserta untuk dibawa pulang.
Sesi kedua adalah pelatihan kreasi kawat bulu, di mana peserta pelatihan diajarkan cara membuat hiasan bunga sederhana, kegiatan dipandu oleh Umi dan Endah.
Peserta pelatihan diajarkan cara membuat pot, batang, hingga bunga. Pelatihan ini mendapat antusiasme tinggi dari peserta, yang bersemangat menciptakan bunga mereka masing-masing.
Pelatihan ini berjalan lancar di kedua dusun.
Sabun cuci piring yang dihasilkan memiliki kualitas baik, dengan aroma jeruk nipis yang segar dan meminimalisir penggunaan bahan kimia yang berlebih.
Sementara itu, hasil kreasi kawat bulu berupa hiasan bunga dapat digunakan untuk dekorasi rumah.
Salah satu peserta, Endang mengungkapkan rasa senangnya mengikuti pelatihan ini.
“Saya jadi tahu cara membuat sabun cuci piring sendiri. Hemat biaya dan bisa jadi ide usaha kecil-kecilan,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan ditutup dengan sesi foto bersama antara mahasiswa KKN dan peserta pelatihan.
Sabun cuci piring yang telah dibuat dan hiasan bunga dari kawat bulu dibawa pulang oleh pesea sebagai kenang-kenangan sekaligus hasil pelatihan.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 26 berharap keterampilan yang diajarkan dapat bermanfaat bagi warga desa, baik kebutuhan sehari-hari maupun untuk pengembangan usaha kecil di masa depan. (*/dzk).