IIN Inayah Indrawati menjadi contoh nyata bagaimana kerja keras, kemandirian, dan dedikasi dapat membawa seseorang meraih cita-citanya. Sebagai anak perempuan pertama dengan satu adik laki-laki, perempuan kelahiran 3 Juli 2001 itu tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan memiliki visi hidup yang jelas.
Pandemi yang melanda dunia justru menjadi momentum baginya untuk memulai usaha. Dengan prinsip kapan lagi memulai usaha kalau tidak di usia muda. Gadis asal Desa Singocandi, Kecamatan Kota, Kudus itu memanfaatkan waktu luang di tengah kuliah daring untuk membangun bisnis kecil-kecilan.
“Saya ingin menjadi enterpreneur muda dan tidak menggantungkan pekerjaan pada orang lain. Pemuda harus berani menciptakan lapangan kerja,” ungkapnya, belum lama ini.
Selain itu, Iin pernah terlibat dalam berbagai organisasi seperti PMR, Pramuka, OSIS hingga IPPNU. Ia bahkan pernah menjabat sebagai wakil ketua, bendahara, dan tim redaksi majalah secara bersamaan. Hal ini melatihnya untuk pandai mengatur waktu antara belajar, berorganisasi, dan menyiapkan masa depan.
Setelah lulus kuliah, Iin merealisasikan impiannya menjadi guru mengaji. Baginya, mengajar Al-Qur’an bukan hanya panggilan hati, tetapi juga ladang amal jariyah. Ia percaya pada ajaran Khoirukum man ta’allamal qur’an wa ‘allamahu. Sebaik-baik manusia adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya. Iin berpesan kepada generasi muda agar tidak mudah menyerah dalam berjuang.
“Kesuksesan tidak datang tanpa proses. Bersabarlah, bersyukur, ikhlas, dan tetap menghargai perjuangan. Jangan lupa menyenangkan hati orang tua dan selalu memberi manfaat kepada sesama,” tuturnya.
Kini, Iin telah mengajar sejak 2022. Ia adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan kerja keras, mimpi bisa terwujud satu per satu. Khoirunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, dan Iin telah membuktikan hal itu. (uma/adf)