Kudus  

Realisasi Investasi Kudus Baru 33,10 Persen, Tantangan Berat Menuju Target Pusat Rp 2,05 Triliun

PELAYANAN: Beberapa staff DPMPTSP Kudus sedang melakukan pelayanan di kantornya, belum lama ini. (MUHAMMAD RAYHAN/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kudus mengungkapkan capaian investai 2024 hingga triwulan ketiga masih belum mencapai target yang ditetapkan. Dari target Rp 2,050 triliun realisasi investasi baru mencapai 33,10 persen.

Kepala DPMPTSP Kudus, Harso Widodo mengatakan, target tersebut merupakan tantangan berat dibandingkan capaian investasi 2023. Dimana saat itu, Kudus berhasil menjadi peringkat ketiga tertinggi di Jawa Tengah dengan realisasi 162 persen dari target Rp 0,8 triliun.

“Kami terus berupaya agar capaian investasi bisa meningkat dan mendekati target. Meski mungkin bisa dirilis pada akhir 2024 atau awal 2025,” ujarnya.

Baca juga:  BPPKAD Kudus Rencanakan Penghapusan Aset Daerah Senilai Rp 65 Miliar

Harso menjelaskan, realisasi investasi menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kudus sebenarnya telah melampaui target yang ditetapkan. Yaitu Rp 1,108 triliun.

“Secara RPJM target kami sudah terlampaui. Tetapi kami tidak bisa menghindari target Pemerintah Pusat yang memang lebih tinggi. Perbedaan ini disebabkan acuan penetapannya yang berbeda,” jelasnya.

Menururt Harso, salah satu tantangan utama adalah rendahnya kesadaran pelaku usaha untuk melaporkan kegiatan investasi mereka melalui Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). Dirinya juga mengatakan, per hari ini pihaknya hanya memiliki lima personl untuk mengawasi sekitar 16.000 pelaku usaha.

Baca juga:  Partai Pengusung Paslon Nomor 02 Legowo Terima Kekalahan di Pilkada Kudus

“Kami berharap pelaku usaha, baik PMA maupun PMDN, lebih sadar untuk melaporkan kegiatan mereka. Terutama terkait realisasi modal di luar investasi berupa tanah dan bangunan,” katanya.

Harso melihat sektor unggulan di Kudus, yaitu pengolahan makanan dan minuman, yang didominasi oleh pelaku usaha mikro kecil. Ia mengapresiasi kontribusi mereka dalam menopang perekonomian daerah.

“Pengolahan makanan dan minuman menjadi sektor paling menonjol di Kudus. Kami berharap pelaku usaha di sektor ini terus proaktif membantu kami dengan melaporkan kegiatan investasi mereka,” tambahnya.

Untuk mengatasi kendala ini DPMPTSP Kudus akan terus melakukan pendekatan persuasif, pengawasan, dan pendampingan kepada para pelaku usaha. Harso optimistis, dengan kolaborasi semua pihak, target investasi dapat tercapai sesuai harapan.

Baca juga:  Baznas Kudus Dorong Mustahik Produktif Jadi Muzakki Masa Depan

“Kami tidak muluk-muluk karena angka Rp 2,050 triliun ini adalah angka yang cukup berat bagi kami. Mudah-mudahan capaian investasi bisa mencapai angka 100 persen,” ungkapnya. (cr6/fat)