KUDUS, Joglo Jateng– Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus (DKK), menyelenggarakan Penyuluhan Integrasi Layanan Kesehatan Primer (ILP). Dihadiri oleh 132 bidan atau petugas layanan kesehatan puskesmas se-Kudus.
Acara ini, merupakan program edukasi mengenai pentingnya kolaborasi antar layanan kesehatan, untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan aksebilitas pelayanan kesehatan pada tingkat dasar, Selasa (26/11/2024).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Nuryanto mengatakan, ILP menjadi transformasi layanan, yang mengedepankan kegiatan skrining terhadap siklus kehidupan. Seperti pada kegiatan posbindu dan posyandu.
“Salah satu komponen ILP yaitu, layanan promotiv (pendidikan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif dijalankan secara terpadu. Contoh, puskesmas memberikan layanan imunisasi, pengelolaan penyakit kronis, edukasi kesehatan dalam satu sistem. Ini nanti disalurkan ke kader-kader posyandu setiap desa,” jelasnya.
Ia menuturkan, program tersebut telah mendapat dukungan dan perhatian khusus, dari berbagai lintas sektor. Tak terkecuali, Penjabat (PJ) Bupati Kudus. Pihaknya, juga merencanakan pengembangan ILP di seluruh puskesmas desa yang ada.
“Memang belum sepenuhnya berbasis ILP. Kemarin kami sempat memetakan, setidaknya tahun ini ada 5 puskesmas yang menjadi pilot project ILP. Puskesmas Jekulo, Puskesmas Kaliwungu, Puskesmas Rejosari, Puskesmas Undaan, dan Puskesmas Purwosari,” terangnya.
Sementara itu, salah satu peserta penyuluhan, Umi Awaliyah yang merupakan bidan puskesmas menurutnya, kegiatan tersebut menambah edukasi baginya, serta penguatan bagi tenaga kesehatan tingkat dasar untuk selalu upgrade skill guna pemenuhan dan implementasi layanan kesehatan terpadu.
“Harapannya kegiatan ini membudaya. Artinya, konsisten dilakukan Dinas Kesehatan agar menjadi alarm atau pengingat kita, bahwa ILP penting untuk terus di sosialisasikan,” harapnya.
Nuryanto menambahkan, pihaknya akan terus berupaya mendukung, mendampingi, dan memonitoring para nakes dan kader posyandu tiap desa, agar kedepan implementasi ILP tidak hanya ceremonial belaka.
“Diniatkan ibadah, bahwa layanan primer ini akan berdampak positif untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Tentunya butuh waktu, proses, dan kolaborasi semua pihak juga harus diperkuat,” tandasnya. (cr8/fat)