KUDUS, Joglo Jateng – Gerobak Es Tung yang berada di pinggir jalan K.H Wahid Hasyim no 17, Demaan, Kudus. Tampak menarik pembeli. Melihat, para pengendara sepeda motor dan mobil silih berganti meramaikan lapak jualan milik Yuliadi (40).
Keberadaan es tung sudah mulai jarang di Kudus, sehingga para pembeli ingin bernostalgia. Inspirasi itulah yang dibawa Yuliadi saat merintis usaha satu tahun lalu.
“Ini makanan jadul untuk mengenang orang tua di masa kecil, termasuk saya. Apalagi yang jual sudah jarang,” katanya, Minggu (24/11/2024).
Menurut Yuliadi, usaha itu sudah dirintis kakeknya sejak 1988. Dan menjadi usaha turun temurun, sampai pada dirinya saat ini. Setiap harinya, ia menjajakkan usaha di gerobak miliknya mulai pukul. 15.00 sampai 20.00 Wib. Berbeda ketika hari Minggu, ia memangkalkan gerobaknya di Car Free Day (CFD) Simpang 7 Kudus pagi, dilanjutkan di samping jalan Plenyikan, Demaan, sampai pukul 17.00.
“Biasanya kalau weekend, lebih ramai. Bisa sampai 1 boks habis. Untuk varian ori dengan harga Rp 5 ribu, bisa jadi 120an cup,” ujarnya.
Yuliadi menuturkan, biasanya sehari memproduksi hingga 3 boks es tung. Dua untuk di jualnya di kedai, satu boks sisa dibuat cadangan di rumah. Uniknya, es tung ini memiliki bentuk mirip dengan es krim. Bedanya, es tung terbuat dari bahan santan kelapa dan es krim dari susu sapi.
Untuk menyesuaikan selera anak milenial, Yuliadi kemudian membuat berbagai variasi topping es tung yang lebih modern dan cocok di lidah. Seperti sagu, potongan roti tawar, dan susu kental manis.
“Varian rasanya juga bermacam. Ada es tung original, caramel, rujak es tung, es podeng, es tung sandwich, dan es tung boba, ” jelasnya.
Es Tung Jadoel Idola, juga menerima pesanan untuk acara-acara seperti hajatan. Lebih dari itu, es tung ini juga telah hadir pada layanan grabfood, sehingga, pelanggannya juga berasal dari luar desa. (cr8/fat)