KUDUS, Joglo Jateng – Dalam upaya mendukung program ketahanan pangan, Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus terus berkomitmen meningkatkan produksi, kualitas, dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor perikanan. Upaya itu dilakukan dengan pelatihan SDM, dan pendampingan perizinan.
Kepala Bidang Perikanan, M. Isnuroso menjelaskan, kegiatan itu masuk program kerjanya pada 2025.
Kami terus mendukung ketahanan pangan dengan fokus pada peningkatan produksi. Setiap tahun, kami membentuk setidaknya satu kelompok binaan baru dan memberikan peningkatan kelas untuk kelompok yang sudah ada. Mulai dari kelas pemula hingga madya” ungkapnya.
Hingga saat ini, Kudus memiliki 30 kelompok usaha bersama (KUB) di sektor nelayan, 60 kelompok budidaya ikan, dan 48 kelompok pengolahan hasil perikanan (Poklasar), dengan total sekitar 200 pelaku usaha. Kebanyakan kelompok tersebut berada di kelas madya, namun masih terkendala masalah perizinan.
“Pendampingan perizinan menjadi salah satu fokus kami untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kelompok binaan. Dengan adanya perizinan dan sertifikasi, mereka dapat lebih kompetitif dan memperluas pasar,” tambahnya.
Dispertan Kudus akan melanjutkan berbagai program strategis. Termasuk pelatihan, pembinaan, dan bantuan bagi pelaku usaha. Salah satu program unggulan adalah pemberian bantuan berupa induk lele, pakan, dan peralatan untuk Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Desa Klaling.
“Bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pelaku usaha. Sekaligus mendukung keberlanjutan program ketahanan pangan di tingkat lokal,” jelasnya.
Selain itu, program lain seperti pelatihan pengolahan hasil perikanan dan budi daya ikan, termasuk jenis lele dan nila, akan terus dilaksanakan sesuai dengan permintaan pasar. Meski memiliki berbagai program, Isnuroso mengakui tantangan terbesar adalah keterbatasan SDM. Saat ini, Kudus hanya memiliki lima penyuluh perikanan untuk mendampingi ratusan pelaku usaha.
Jumlah penyuluh sangat terbatas. Namun kami tetap berusaha memaksimalkan pendampingan agar program berjalan efektif,” katanya.
Tahun lalu, lanjutnya, total anggaran sebesar Rp250 juta telah dialokasikan untuk berbagai program pemberdayaan. Termasuk bantuan hibah.
Dispertan Kudus berharap program-program ini tidak hanya mampu meningkatkan produksi dan mutu hasil perikanan. Tetapi juga menciptakan kesejahteraan bagi para pelaku usaha.
Kami optimistis dengan kolaborasi yang baik, ketahanan pangan sektor perikanan di Kudus dapat terus meningkat. Ini tidak hanya soal produksi, tetapi juga mencakup keberlanjutan dan kesejahteraan pelaku usaha,” tutupnya. (cr3/fat)