SEMARANG, Joglo Jateng – Pakar Transportasi sekaligus Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengimbau kepada setiap pengemudi truk untuk selalu dalam kondisi sehat sebelum mengemudikan kendaraan. Hal ini perlu dilakukan guna meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalan.
“Untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan di jalan, pastikan setiap pengemudi truk dalam kondisi sehat (diperiksa kesehatan) sebelum mengemudikan kendaraan,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, belum lama ini.
Selain itu, mereka juga diminta untuk tidak membawa muatan yang tidak melebihi batas ketentuan (overload), kendaraan dalam kondisi tidak baik jalan dan tidak kelebihan dimensi (over dimension). Menurutnya, pemilik muatan barang ikut bertanggung jawab terhadap besar muatan yang diangkut.
“Batasan jam operasional (jam 22.00 – 05.00) tetap dilakukan untuk membatasi gerak mobilitas angkutan barang, jika terjadi kecelakaan fatalitas rendah,” jelasnya.
Di sisi lain, ia menjelaskan, membangun jalur penyelamat yang sesuai aturan tidak menutup kemungkinan memiliki lahan yang cukup. Termasuk, sisi jalan yang sudah dipenuhi aktivitas padat bangunan.
“Walaupun ada, belum tentu memenuhi luas minimal yang diperlukan membangun jalur penyelamat. Ada usulan melakukan pengepresan untuk melandaikan, seperti Jalan Hanoman, namun kurang didukung kondisi atau aktifitas tepi jalan yang padat aktivitas,” terangnya.
Meski jalan bisa saja landai, namun ia justru mempertanyakan bagaimana menghubungkan jalan akses dari pemukiman ke jalan yang sudah landai. Hal ini ada perbedaan ketinggian yang cukup besar ke depannya.
Dirinya menyarankan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk dapat meminta bantuan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam memberikan masukan penanganan di daerah rawan kecelakaan di Jalan Prof. Hamka, Ngaliyan. Hal ini berguna untuk mengantisipasi kecelakaan beruntun tidak terulang kembali. (int/gih)