KUDUS, Joglo Jateng – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mempercepat proses pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji 2025 dan istitha’ah sebagai syarat utama pelaksanaan ibadah haji. Pemeriksaan kesehatan tersebut akan dimulai pada pekan pertama Desember. Tepatnya mulai Selasa (3/12) hingga Kamis (19/12).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kudus, Darsono menyebutkan, cek kesehatan calhaj Kudus akan dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) dan di rumah sakit.
Hal ini sesuai dengan jadwal masing-masing puskesmas. Nantinya para calon haji akan diperiksa di Labkesda berdasarkan jadwal pemeriksaan yang tersebar di 19 puskesmas.
Puskesmas Kaliwungu dijadwalkan Selasa (3/12) sebanyak 110 pasien. Puskesmas Dawe pada Rabu (4/12) sebanyak 93 pasien. Puskesmas Dersalam dan Undaan pada Kamis (5/12) sebanyak 96 pasien. Lalu Puskesmas Ngembal Kulon dijadwalkan pada Jumat (6/12) sebanyak 67 pasien. Puskesmas Bae di hari berikutnya dengan 76 pasien. Dilanjutkan Puskesmas Gribig pada Senin (9/12) dengan 90 pasien.
Kemudian pada Selasa, (10/12) sebanyak 94 pasien dari Purwosari, dilanjutkan pada hari berikutnya sebanyak 110 pasien dari Puskesmas Tanjungrejo. Kamis, (12/12) Puskesmas Rendeng serta Puskesmas Sidorekso sebanyak 96 pasien.
Lalu pada hari berikutnya dilanjutkan Puskesmas Rendeng dengan 64 pasien. Dan pada Sabtu, (14/12) dijadwalkan Puskesmas Jati dengan 77 pasien dan Senin, (16/12) Puskesmas Rejosari serta Gondosari dengan jumlah 106 pasien.
Pada Selasa, (17/12) merupakan jadwal Puskesmas Jepang dan Ngemplak dengan total 93 pasien. Dilanjutkan pada Rabu,(18/12) Puskesmas Mejobo dengan 75 pasien dan terakhir Kamis, (19/12) Puskesmas Wergu Wetan dengan 58 pasien.
“Adapun total seluruh data calhaj yang masuk yaitu 1.325. Mereka bisa melakukan cek kesehatan sesuai jadwal yang telah ditentukan,” imbaunya.
Akan tetapi, lanjut Darsono, jumlah jemaah tersebut sewaktu-waktu bisa bertambah. Sehingga calhaj bisa dipersilahkan langsung melakukan pemeriksaan susulan. Sebagai bahan evaluasi, pihaknya juga meminta agar RS menyediakan tempat khusus untuk jemaah haji
“Jangan sampai ada anggapan jemaah diterlantarkan di RS. Saat ini Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) rujukan jadi satu berada di RSUD Loekmono Hadi. Kami juga meminta agar para tim spesialis bisa membekali diri tentang pemahaman istitha’ah,” sambungnya.
Pihaknya juga menyebutkan terdapat empat dokter spesialis yang menjadi rujukan. Yaitu spesialis kandungan, penyakit dalam, jantung dan saraf serta psikiater.
Sedangkan, dalam pemeriksaannya calon jemaah haji akan menjalani serangkaian tes darah untuk memeriksa berbagai parameter kesehatan. Seperti kadar hemoglobin, leukosit, trombosit, dan fungsi organ seperti hati dan ginjal. Tes gula darah juga umum dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes atau gangguan metabolisme lainnya.
“Harapan saya pemantauan terhadap kesehatan calhaj lebih bisa diperbaiki. Agar penyelenggaraan ibadah haji bisa terlaksana dengan baik sehingga jemaah haji bisa melaksanakan kegiatan di tanah suci,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt Kasi Penyelengaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kudus, Muhammad Ulin Nuha, menyampaikan ungkapan terimakasih terhadap stakeholder. Khususnya puskesmas se Kudus, pimpinan KBIHU, BPJS, RSUD Loekmono Hadi dan Labkesda Kudus. Ia meminta agar para pihak bisa bekerjasama secara baik untuk memaksimalkan penyelenggaraan ibadah haji.
“Terkait identifikasi kesehatan jemaah haji kami tentu perlu kolaborasi dengan dinas terkait. Sehingga dengan mempercepat cek kesehatan ini memudahkan masyarakat ketika hendak melakukan pelunasan,” ungkapnya. (cr1/fat)