SD 1 Dersalam Berkomitmen Melaju Adiwiyata Kabupaten

BICARA: Kepala SD N 1 Dersalam Rochmad Busiri (kanan) bersama Koordinator Adiwiyata Sekolah, Bayu Iskandar (kiri) saat membahas tentang proses Adiwiyata sekolah, belum lama ini. (ULFIYATUN NADHIFAH/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng– Terkendala anggaran tak lantas mengendorkan semangat SD N 1 Dersalam melaju pada proses Adiwiyata tingkat kabupaten. Kerja sama serta komitmen semua pihak, menjadi poin utama perjuangan sekolah ini.

Koordinator Perencanaan Adiwiyata Sekolah, Bayu Iskandar mengatakan, beberapa langkah strategis telah dilakukan pihaknya. Upaya ini dilakukan guna melanjutkan proses yang tengah dijalani.

“Kami mencoba merumuskan anggaran di awal tahun ajaran baru. Khususnya untuk proses adiwiyata ini, karena memang tidak murah biayanya,” jelasnya.

Ia mengaku, selama program adiwiyata di jalankan oleh lembaga pendidikan di Kudus, belum ada aturan resmi terkait anggaran tambahan yang diperuntukkan bagi sekolah yang akan merealisasikan program tersebut. Pihaknya berinisiatif mengadakan kerja sama yang sifatnya tidak memakan biaya. Yakni antara sekolah dengan perusahaan swasta di Kudus.

Baca juga:  SD Cahaya Nur Kudus Latih Kemandirian Siswa Lewat Cooking Class

“Kemarin pihak Marimas sempat kesini, awalnya kami tidak terfikir untuk melakukan kerjasama. Tapi, kebetulan dari pihak sana mengadakan program bakti lingkungan. Bentuknya semacam workshop pengolahan limbah sampah plastik menjadi ecobrik,” jelasnya.

Ia melanjutkan, Mulanya disediakan kuota 50 peserta, itu untuk seluruh SD/MI yang ada di Dersalam. Tapi, karena dari sekolah lain kebanyakan tidak mengirimkan peserta. Akhirnya dirinya mengambil semua kuota itu, dan mengikutkan anak-anak kelas 4-6.

Sementara itu, Kepala SD 1 Dersalam, Rochmad Busiri mengatakan, upaya lain telah dilakukan bersama. Yaitu mencoba membagun komunikasi dengan perusahaan swasta. Tujuannya mendukung proses adiwiyata.

Baca juga:  Mini Soccer hingga Mewarnai Meriahkan Mujaku Kids Fun

“Bakti pada negeri, ini bisa dimanfaatkan pada bidang lingkungan. Khususnya di sekolah ini. Pengelolaan sampah organik menjadi kompos. Secara jumlah, masih sangat kurang hasil media tanam atau komposnya. Pikir kami, pihak Djarum bisa ikut membantu. Namun, belum ada follow up lagi dari pihak sana,” bebernya.

Kedepan, dalam jangka panjang. Sekiranya, dinas terkait mampu mengalokasikan anggaran khusus atau tambahan untuk program lingkungan berupa adiwiyata.

“Utamanya DLH. Program ini di gencarkan untuk semua sekolah dari jenjang PAUD-SMA. Sehingga, seyogyanya ada alokasi tambahan, khususnya untuk sekolah negeri,” harapnya. (cr8/fat)