KUDUS, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten Kudus mendapat bantuan anggaran untuk pembangunan gedung perpustakaan daerah baru sebesar Rp 10,6 miliar. Bantuan yang didapatkan dari Perpusnas Republik Indonesia diserahkan secara simbolis di Pendopo Kudus, Sabtu, (30/11).
Pj Bupati Kudus, M Hasan Chabibie menjelaskan, bantuan pembangunan fasilitas perpusda baru ini merupakan stimulan upaya peningkatan literasi bagi masyarakat di Kudus. Lebih lagi indeks literasi gemar membaca di Kudus yang memiliki persentase cukup rendah.
“Untuk mengimplementasikan program utama Presiden, setiap daerah harus melakukan peningkatan dari Sumber Daya Manusia. Oleh sebab itu salah satu upayanya adalah meningkatkan literasi membaca masyarakat,” jelasnya.
Dikatakannya, anggaran Rp 10,6 miliar tersebut juga bisa digunakan untuk sosialisasi hingga pelengkapan fasilitas sarana prasarana perpustakaan. Hasan berharap, bantuan ini bisa menjadi legacy atau peninggalan yang baik.
”Karena SK-nya sudah ada, meskipun saya nanti sudah tidak di sini jadi pembangunan bisa tetap dilangsungkan. Kepada teman-teman Perpusnas kami ucapkan terima kasih,” ungkapnya.
Plt Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan, Fiza Akbar menyampaikan, sesuai rencana pembangunan gedung perpustakaan baru akan dilaksanakan di 2025 mendatang. Lokasinya berada di area Balai Jagong Kudus.
Ia menginginkan pengerjaan perpustakaan baru segera dilaksanakan agar pelayanan perpustakaan bisa meningkat. Baik dari sisi kualitas maupun kuantitas sehingga turut meningkatkan IPM melalui literasi.
“Mudah-mudahan tahun depan fasilitas ini sudah bisa dimanfaatkan untuk masyarakat umum. Harapannya banyak masyarakat yang akan berkunjung ke Perpusda,” harapnya.
Ia menyebutkan, gedung baru yang terdiri dua lantai itu nanti akan dibuat lebih representatif. Dengan perbaikan fasilitas dan kenyamanan mulai dari ruang baca, ruang diskusi, ruang bermain, outdoor, ruang digital dan audio visual.
“Nantinya fungsi perpustakaan inklusi akan kembali dijalankan melalui pelatihan-pelatihan yang selama ini telah berjalan. Jadi semacam open space inklusi literasi masyarakat,“ imbuhnya. (cr1/fat)