Jepara  

Musim Penghujan, Harga Garam Malah Anjlok

GARUK: Petani Kedungmalang saat memanen garam di tambak miliknya, Minggu (1/12/24). (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Di tengah musim penghujan, petani garam di Kedungmalang, Kabupaten Jepara harus memutar otak. Sebab, harga garam saat ini mengalami penurunan yang signifikan.

Ketua Paguyuban Petani Kedungmalang, Syuhada, mengungkapkan bahwa harga garam yang sebelumnya mencapai Rp 1.000 per kilogram kini anjlok menjadi Rp 800 per kilogram. “Wah, musim hujan ini malah turun harganya. Garam kualitas 1 kini dijual seharga Rp 900 per kilogram, sementara kualitas 2 dipatok Rp 850,” ungkap Syuhada kepada Joglo Jateng, Minggu (1/12/24).

Ia menjelaskan bahwa penyebab utama dari penurunan harga garam ini diduga disebabkan oleh faktor alam, khususnya hujan yang tidak merata di beberapa daerah. Misalnya, di Cirebon dan Rembang, saat ini sedang berlangsung panen raya, sementara di Jepara sudah memasuki musim hujan.

Baca juga:  Hasil Karya Sayembara Desain Monumen Ratu Kalinyamat Dipamerkan

“Mulai anjloknya harga ini terjadi sejak bulan Oktober hingga saat ini,” terangnya.

Dengan anjloknya harga garam, petani di Kedungmalang mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 5 juta per hektar. “Baru kali ini, hujan yang seharusnya meningkatkan harga malah menyebabkan penurunan,” tambahnya.

Meski begitu, Syuhada tetap berupaya untuk mengatasi situasi ini dengan menyimpan garam di gudangnya sebanyak 30-50 ton.

Senada dengan pernyataan Syuhada, Ahmad Farokhi, yang juga ketua paguyuban petani garam di Kedungmalang, mengungkapkan kondisi serupa. Ia menyebutkan bahwa harga garam di tempatnya turun drastis hingga Rp 650 per kilogram.

Baca juga:  Diskon Pajak Kendaraan hingga 31 Maret

“Dengan harga yang turun ini, penghasilan yang kami dapatkan tidak seimbang dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Petani di sini, nangis batin,” keluhnya.

Lebih lanjut, keduanya berharap agar pemerintah setempat dapat lebih memperhatikan nasib petani garam. Ahmad menekankan bahwa garam merupakan komoditas strategis yang penting untuk konsumsi, terutama di sektor rumah tangga.

“Kami berharap ada sosialisasi dari dinas terkait mengenai terobosan bagaimana mengatasi penurunan harga. Ketika musim panen tiba, seharusnya kami mendapatkan keuntungan, bukan malah merugi,” harapnya. (oka/gih)