SEMARANG, Joglo Jateng – Bank Indonesia (BI) kembali mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap peredaran uang palsu yang beredar di masyarakat, terutama menjelang periode transaksi yang meningkat, seperti saat akhir tahun atau musim liburan.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng, Nita Rachmenia menyampaikan bahwa masyarakat harus tahu seperti apa perbedaan uang asli dan palsu. “Memang pertama dari Bank Indonesia yang kami lakukan kepada masyarakat adalah membangun kualitas masyarakat dulu terhadap ciri-ciri uang asli itu seperti apa,” jelasnya.
Menurutnya, dengan masyarakat bisa mengetahui bahwa uang yang dimiliki asli, maka kedepannya ketika menerima uang palsu langsung bisa menyadarinya. “Karena (mengenali uang palsu) itu basic utama perlindungan konsumen dalam hal uang kartal (uang asli),” ucapnya saat ditemui di kantornya, Selasa (3/12/2024).
Menurut Nita, uang kartal sampai saat ini masih menjadi alat penukar yang sering dilakukan pemalsuan. Sehingga dengan memberikan penggenalan bisa mengurangi peredarannya.
“Jadi kami sangat masif untuk mengedukasi masyarakat untuk mengenali ciri-ciri uang asli setiap pecahan. Karena dari situ akan menjadi modal besar untuk mengurangi terjadinya resiko uang palsu yang diterima oleh masyarakat,” bebernya.
Dirinya mengimbau jika masyarakat menemukan uang palsu tersebut untuk segera melaporkan kepada pihak-pihak terkait. “Nah kami selalu mendorong masyarakat itu untuk tidak mengedarkannya lagi,” harapnya.
Alasannya, uang palsu ini seperti hal yang bisa membahayakan pihak penerima juga jika tetap diedarkan atau digunakan untuk penukaran. “Karena bisa jadi nanti kita yang sebelumnya jadi korban, bisa jadi pelaku gitu,” tuturnya.
Ia juga mengarahkan, jika uang palsu tersebut ia temukan dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM) maka dibawa ke bank terkait. “Atau dibawa ke Bank Indonesia seperti ini, tapi mohon maaf tidak ada penukaran, karena bukan untuk ditukarlan tapi dilaporkan,” tutupnya. (luk/gih/adv)