Kudus  

BWI Kudus Ajak Gen Z Jadi Agen Wakaf Produktif

POSE: Swa foto para peserta bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kabupaten Kudus dalam pelatihan yang digelar di IAIN Kudus, belum lama ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kabupaten Kudus mengajak puluhan mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam pertumbuhan sosial yang berkelanjutan melalui wakaf produktif. Diantaranya Universitas Muria Kudus (UMK), Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.

Demikian itu diupayakan melalui pelatihan wakaf dengan tema Pembangunan Ekonomi dan Sosial Berkelanjutan. Pelatihan yang berlangsung di IAIN Kudus, Sabtu (23/11) tersebut, menghadirkan narasumber dari BWI Kudus, Kabag Kesra Kudus dan Akademisi.

Ketua Pelaksana, Murtadlo Ridwan menyebutkan, pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman generasi muda tentang wakaf. Khususnya wakaf produktif. Selain itu, pihaknya juga mendorong para peserta menjadi agen perubahan dalam mewujudkan pertumbuhan sosial yang berkelanjutan melalui wakaf.

Baca juga:  Kudus Peringkat II Partisipasi Pemilu Tertinggi Se Jateng

“Generasi muda memiliki peran penting dalam akselerasi pengelolaan zakat dan wakaf di Indonesia. Dengan potensi besar yang dimiliki yaitu kreatif, inovatif dan melek teknologi ini mereka bisa berperan untuk memajukan wakaf produktif,” ujarnya.

Oleh sebab itu, dirinya mengajak generasi milenial dan Gen Z untuk menjadi motor penggerak dalam mengkampanyekan zakat dan wakaf. Sekaligus menjaga akuntabilitas dan transparansi.

“Generasi muda harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama dalam hal sosialisasi zakat dan wakaf. Mereka perlu menggunakan media sosial dengan strategi yang relevan agar pesan dapat diterima oleh kalangan yang lebih luas,” tambahnya.

Baca juga:  Kecamatan Dawe Siapkan Trip Wisata Menarik

Ia menambahkan, beberapa peran kunci generasi muda dalam bidang zakat dan wakaf, yaitu sebagai akselerator, influencer, dan inisiator. Mereka juga diharapkan dapat memanfaatkan teknologi digital. Seperti platform fintech, e-money, dan crowdfunding guna mempercepat proses pengumpulan dana wakaf.

Menurutnya, generasi muda memiliki potensi besar sebagai influencer. Yakni dalam meningkatkan literasi masyarakat terkait zakat dan wakaf.

“Konten-konten yang menarik dan relevan mampu menjangkau audiens yang lebih luas. Khususnya remaja dan dewasa muda yang seringkali kurang memahami pentingnya wakaf dalam pembangunan sosial dan ekonomi,” imbuhnya.

Baca juga:  Gerindra Kudus Dukung Program MBG untuk Siswa

Sementara itu, sala satu peserta, Rijal Amri, mengungkapkan rasa senangnya bisa andil dalam pelatihan tersebut. Menurutnya, gen z memang penting berperan dan menjadi motor penggerak wakaf produktif dan berkontribusi pada kesejahteraan umat.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat. Saya jadi lebih paham tentang wakaf dan ingin ikut berkontribusi dalam memajukan wakaf. Harapan saya pelatihan ini dapat melahirkan generasi muda yang peduli dan aktif dalam memajukan wakaf di Kudus,” ungkapnya. (cr1/fat)