KUDUS, Joglo Jateng – Indeks pengukuran literasi masyarakat (IPLM) Kabupaten Kudus masih di bawah standar indeks literasi nasional. Pengukuran IPLM yang dilakukan Perpustakaan Nasional pada 2023 lalu, mencatat indeks literasi di Kudus hanya 64,43 atau kategori sedang. Sementara IPLM Indonesia sebesar 69,42.
Pelaksana tugas Kepala Perpustakaan Nasional RI, Aminuddin Aziz menyebutkan, hasil kajian IPLM tersebut dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan untuk pengembangan perpustakaan dan program peningkatan IPLM. Mulai dari pemerataan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi, ketercukupan tenaga perpustakaan dan tingkat kunjungan masyarakat per hari.
Aminudin menilai, persoalan rendahnya minat baca di Indonesia diakibatkan minimnya buku bacaan di banyak daerah. Padahal, dasar literasi ialah cara untuk penumbuhan minat baca pada anak untuk menumbuhkan minat baca dan literasi sejak dini dapat diawali dengan penyediaan buku-buku beragam yang disukai anak.
“Kami mendorong pembuatan program penyediaan buku-buku bermutu di 10 ribu lokus perpustakaan dan taman baca di Indonesia. Kami ada peningkatan minat baca melalui penyediaan buku yang beragam, supaya anak-anak bisa menyesuaikan buku yang sesuai minatnya,” ujarnya saat Diskusi Literasi dengan tema Literasi Untuk Generasi Cerdas dan Indonesia Emas di Pendopo Kudus, belum lama ini.
Ia menambahkan, urgensi literasi ini dapat menjadi fondasi untuk mendorong pembangunan sumber daya manusia menyongsong Indonesia Emas 2045. Semakin banyak komunitas dan pegiat yang bergerak di bidang literasi, diharapkan dapat mematik anak-anak muda hingga pelosok desa untuk menggaungkan semangat berliterasi.
“Permasalahannya tinggal di kreativitas pengelola komunitas atau perpustakaan. Bagaimana mengemasnya menjadi kegiatan yang menarik seperti festival kecil, diskusi, penilaian mengajak anak berpikir kritis,” tambahnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Kudus, M Hasan Chabibie mengajak semua pihak untuk meningkatkan minat baca buku. Karena tingkat kegemaran membaca masyarakat di Kabupaten Kudus masih kalah dengan rata-rata Jawa Tengah maupun nasional.
“Kami bertekad untuk meningkatkan minat baca masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Mengingat hasil pengukuran tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat di Kudus pada tahun 2023 skornya hanya 51,19,” bebernya.
Menurutnya, ekosistem perpustakaan perlu dibangun lebih baik lagi guna meningkatkan literasi masyarakat Kudus. Ia juga berharap adanya komitmen bersama secara nyata untuk meningkatkan literasi masyarakat, terutama generasi muda karena di Kabupaten Kudus tersedia sumber daya yang memadai. (cr1/fat)