Kudus  

Integrasikan Faktor Lingkungan Melalui Green Accounting

SUASANA: Narasumber dari Universitas Diponegoro, Puji Harto didampingi Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muria Kudus, Kertati Sumekar dalam Seminar Nasional Akuntansi, belum lama ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Program Studi Akuntansi Universitas Muria Kudus (UMK) menggelar Seminar Nasional Akuntansi dengan tema “Toward Balance Sustainability Accounting Through Green Accounting and Optimizing Accountants in Digital Era”. Seminar yang dihadiri 350 mahasiswa tersebut berlangsung di Gedung Rektorat UMK, Senin (2/12).

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muria Kudus, Kertati Sumekar menyampaikan, seminar ini bertujuan untuk mendalami integrasi antara akuntansi hijau atau green accounting dan peran akuntan pada era digital saat ini. Ia menilai akuntansi hijau kini menjadi kebutuhan utama dalam menghadapi perubahan iklim dan menjaga kelestarian bumi.

Baca juga:  Kebakaran Tempat Penitipan Motor di Jekulo Kudus, Kerugian Capai Rp430 Juta

“Hari ini kami mengangkat isu pengintegrasian faktor-faktor lingkungan dalam pelaporan keuangan sebuah perusahaan yang lebih transparan dan akurat. Serta penggunaan teknologi digital dalam membantu perusahaan mengelola dampak lingkungan,” ujarnya.

Sebelum membahas terkait green accounting, lanjut dia, green leadership menjadi kunci utama untuk memberikan peluang besar bagi akuntansi. Khususnya dalam mendukung keputusan yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga ramah lingkungan.

Sementara itu, narasumber dari Universitas Diponegoro, Puji Harto, menjelaskan, pentingnya perusahaan memerhatikan faktor lingkungan untuk mempertahankan perusahaan. Ia menegaskan, perusahaan tidak boleh hanya memperhatikan profit yang akan diperoleh namun juga faktor lingkungan.

Baca juga:  Tak Hanya 28 Motor, Satu Rumah Juga Ikut Hangus Saat Kebakaran di Jekulo Kudus

“Ada tiga faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Diantaranya profit, people dan planet. Perusahaan yang berhasil mengintegrasikan ketiga elemen ini ke dalam strategi mereka tidak hanya berkontribusi pada keberlanjutan global, tetapi juga memastikan kelangsungan bisnis mereka di masa depan,” jelasnya.

Puji menambahkan, pentingnya peran teknologi digital dalam mempermudah proses pelaporan dan audit keberlanjutan. Sekaligus metode agar perusahaan dapat memenuhi tuntutan pasar yang semakin menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan lingkungan.

“Profesi akuntan memegang peran strategis dalam upaya keberlanjutan melalui penyusunan sustainability reporting. Kami harap semakin banyak praktisi akuntansi dan pemimpin bisnis yang mampu mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek operasional dan pengelolaan perusahaan,” tambahnya. (cr1/fat)