SEMARANG, Joglo Jateng – Capaian kinerja penerimaan dari Kanwil DJP Jawa Tengah I per November 2024 tumbuh sangat positif. Dari target Rp 42,5 triliun sampai dengan 30 November 2024, telah terkumpul sejumlah Rp 36,19 triliun atau sebesar 85,11 persen.
“Jadi penerimaan pajak Kanwil DJP Jawa Tengah 1 bertumbuh ya sebesar hampir 12 persen lebih. Ini tandanya 2024 ada pertumbuhan dan lebih baik daripada 2023. Jadi harapannya pertumbuhan ini terus bisa dijaga kalau bisa ditingkatkan,” kata Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I Nurbaeti Munawaroh dalam konferensi pers, belum lama ini.
Nurbaeti mengaku optimis bisa mencapai target yang telah ditetepakan pada akhir tahun ini meski harus menghadapi sejumlah kendala. Termasuk mengedukasi masyarakat untuk patuh pajak.
“Memang kendalanya bagaimana kita menumbuhkan kesadaran masyarakat wajib pajak itu,” ujarnya.
Kanwil DJP Jawa Tengah I, kata dia, terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat. Juga pengawasan dan pemeriksaan sampai dengan ke penegakan hukum.
“Tantangannya memang di situ ya, menumbuhkan kesadaran wajib pajak tanpa perlu dilakukan law enforcement (penegakan hukum, Red.). Kurang lebih seperti itu. Kalau secara potensi kan industri kita di kawasan industri banyak yang bertumbuh di Jawa Tengah ini. Dan tadi kalau dari sisi pertumbuhan industri pengolahan mengalami kenaikan,” bebernya.
Menurutnya, untuk jenis penerimaan pajak yang paling dominan adalah Pajak Penghasilan (PPh). Kemudian, disusul jenis penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
“Dominasi penerimaan pajak kita ada di PPh dan PPN. Untuk industri pengolahan mengambil peran yang dominan dari penerimaan di 2024, dengan menyumbang Rp 17,1 triliun. Perannya terhadap capaian penerimaan pajak 47,9 persen, dan pertumbuhannya di 9,22 persen,” kata Nurbaeti.
Lebih lanjut, Nurbaeti menjelaskan, industri pengolahan di wilayah Kanwil DJP Jateng I didominasi industri rokok yang tersebar di sejumlah daerah. Sedangkan sektor dominan berikutnya adalah perdagangan, baik besar maupun eceran dan disusul reparasi mobil serta sepeda motor dengan kontribusi penerimaan sebesar Rp 6,7 triliun.
“Peranannya 18,94 persen dan pertumbuhannya lumayan tinggi, mencapai 19 persen,” tandasnya. (luk/adf)