DPRD Sleman dan Lombok Barat Bahas Strategi Pariwisata untuk Tingkatkan PAD

BERIKAN: Wakil Ketua II DPRD Sleman, Hasto Karyantoro Menyerahkan cendera mata kepada Wakil Ketua Komisi IV DPRD Lombok Barat Syamsuriansyah dalam kegiatan studi tiru pengelolaan pariwisata, di kantor DPRD Lombok Barat, Selasa (3/12). (ABID RAHMAT/JOGLO JOGJA)

SLEMAN, Joglo Jogja – Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sleman melakukan kunjungan studi tiru tentang pengembangan dan pemaksimalan sektor pariwisata di DPRD Mataram dan DPRD Lombok Barat pada Senin (2/12) hingga Selasa (3/12). Kunjungan itu laksanakan bersama sekretariat DPRD Sleman beserta sejumlah wartawan.

Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Ketua II, Hasto Karyantoro serta Wakil Ketua I, Ani Martanti dan diterima oleh Wakil Ketua Komisi IV Syamsuriansyah beserta jajaran.

Syamsuriansyah menerangkan, Lombok Barat memiliki tiga wisata unggulan yang sedang di kembangkan. Yakni Gili Nanggu, Gili Kedis dan Gili Tangkok. Ketiganya merupakan gili yang masih “perawan” dan terjaga ekosistemnya.

“Tiga gili ini akan menjadi wisata andalan kami kedepan, oleh karenanya kami benar-benar mempersiapkan ketiganya menjadi pusat pariwisata Lombok Barat yang akan menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) kami,” tuturnya.

Baca juga:  Tim Creations Media Amikom Gelar Seminar Kepemimpinan di MAN 2 Yogyakarta

Bahkan, menurutnya saat ini pihaknya telah membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) untuk mengatur sistem pengelolaan ketiga gili tersebut. Tak hanya itu, setiap dinas pun diminta untuk mendukung dan terlibat dalam pengembangan destinasi wisata itu.

“Kami juga bekerja sama dengan lintas sektor, khususnya di bidang pendidikan. Kami minta seluruh siswa-siswi yang ada di SMP dan SD di Kabupaten Lombok Barat untuk mencintai destinasi wisata di wilayahya, dengan diwajibkan hadir dan berlibur ke sana,” imbuhnya.

Tak hanya berlibur, lanjutnya, siswa-siswi SMP dan SD yang telah mengunjungi destinasi tersebut diminta untuk menulis cerita tentang destinasi wisata di Lombok Barat. Kemudian akan dilombakan langsung di kantor DPRD Lombok Barat.

Baca juga:  Dispertan Kudus Siapkan Cadangan Pangan untuk Atasi Kondisi Darurat

“Fokus kami adalah pengembangan wisata yang ramah lingkungan, kemudian disinergikan dengan world halal tourism destination. Dimana siar wisata halal kami sinergikan dengan keramahan lingkungan,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Sleman, Hasto karyantoro mengatakan, kunjungan ini merupakan sesuatu yang inspiratif bagi Pemda Sleman terutama pada sektor pariwisata. Karena masing-masing daerah punya tantangan yang berbeda-beda.

“Jadi kalau di Lombok Barat ini tadi sudah mulai muncul ide-ide kreatif tentang pengelolaan pariwisata yang berbasis lokalitas, apalagi payungnya adalah wisata halal. Kalau di Sleman seperti apa, saya kira ini jadi tantangan kita semua. Masih banyak yang belum kita gali, belum kita eksplorasi destinasi-destinasi baru,” ujarnya.

Menurutnya, kekhawatiran terbesar yang menjadi tantangan adalah Sleman mengalami stuck pada sesuatu yang sebenarnya kurang menggigit di sektor pariwisata. Sehingga perlu gerakkan dengan sesuatu yang lebih eksploratif.

Baca juga:  Dispertan Kudus Siapkan Cadangan Pangan untuk Atasi Kondisi Darurat

“Tapi memang ini butuh efort sumber daya yang lebih banyak, termasuk politik dari lingkungan pemerintah. Karena saya yakin sektor pariwisata itu salah satu yang menunjang PAD terbesar di Sleman,” jelasnya.

Olehkarenanya, menurutnya Sleman membutuhkan satu perda khusus pariwisata yang harus segara di buat. Sehingga memiliki payung hukum yang pasti dalam pengelolaan destinasi wisata. Ditambah, Sleman memiliki pendanaan yang cukup banyak termasuk dari dana keistimewaan.

“Saya berharap pemerintahan yang baru bisa mendorong sektor pariwisata Sleman, termasuk dalam segi regulasi perundang-undangan daerah. Sehingga muncul gagasan-gagasan baru untuk meningkatkan PAD kita,” pungkasnya. (bid)