KUDUS, Joglo Jateng – Kerja keras tim kreasi dan inovasi pendidikan SMP 1 Jati membuahkan hasil yang membanggakan. Berkat inovasi Strategi Preservasi dan Revitalisasi Perpustakaan yang dinamai Lobster Alit, sekolah tersebut lolos 6 Top Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Kudus 2024.
Bersama kelima peserta lainnya, tim SMP 1 Jati akan mempresentasikan karya inovatifnya di depan para juri. Lima peserta tersebut diantaranya dari SMPN 1 Kudus, Dinas Kesehatan Kudus dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kudus.
Kepala SMP 1 Jati, Sumaryatun, mengungkapkan rasa syukurnya atas lolosnya tim dalam top 6 KIPP. Karya inovatif berjudul Lobster Alit sebagai Strategi Preservasi dan Revitalisasi Perpustakaan tersebut diajukan dan bersaing dengan 36 peserta lainnya.
“Dari 29 peserta kompetisi inovasi diambil enam peserta sebagai finalis. Enam finalis ini ditentukan berdasarkan substansi karyanya. Kami sangat bersyukur dapat lolos 6 Top KIPP Kudus 2024 ini,” ungkapnya, Jumat (6/12/2024).
Dikatakannya, kompetisi ini merupakan ajang inovasi publik pertama kali yang diikuti sekolah. Lolos di ajang tersebut bagi Sumaryatun menjadi capaian luar biasa karena bisa unggul dari sekolah maupun unit kerja lainnya.
“Sebelumnya belum pernah mengikuti kompetisi bidang karya inovasi. Kalau kompetisi di bidang yang lain banyak,” katanya.
Dia menambahkan, saat ini SMP 1 Jati memang sedang concen pada peningkatan literasi dan numerasi warga sekolah, khususnya para siswa. Sebab, menurutnya, mereka adalah generasi penerus yang harus dibekali wawasan, keterampilan dan sikap hidup yang positif agar ke depan mereka menjadi generasi tangguh.
“Oleh karena itu, perpustakaan sekolah kami bernama Perpustakaan Pustaka Wiyata, selalu menciptakan inovasi-inovasi terkait dengan gerak perpustakaan. Sehingga, menjadi bagian dari dinamika sekolah yang selalu dirindukan oleh siswa. Bahkan, lebih dari itu juga memiliki kontribusi bagi masyarakat,” tambahnya.
Salah Satu Inovator SMP 1 Jati, Almira Yasmin, menjelaskan, salah satunya inovasi yang lahir bernama Lobster. Yaitu akronim dari Lobi Sajaku Literasi yang merupakan lobi sekolah yang menjadi area tak hanya bagi warga sekolah, tapi juga orang tua atau wali siswa dan masyarakat umum. Mereka yang sedang menunggu di lobi saat ada keperluan dengan sekolah dapat membaca-baca buku terlebih dahulu.
Pun demikian Alit, yaitu Angkringan Literasi, yang lebih banyak digunakan oleh siswa. Mereka tak hanya membaca, tetapi dapat juga membeli makanan ringan yang bersifat swalayan, serupa kantin kejujuran. Untuk menambah daya tarik siswa, di sudut Alit disediakan pula game edukasi.
“Dari dua sudut literasi itulah, kami mengangkatnya sebagai pokok karya inovasi untuk mengikuti kompetisi ini. Dan, akhirnya lolos 6 top, yang harus mempertahankannya di depan juri dengan presentasi dan wawancara. Kami siap,” ungkapnya. (cr1/fat)