Kudus  

Sambang Pesantren, Pj Bupati Hasan Chabibie Dorong Kemajuan Pesantren di Kudus

BERSAMA: Pj Bupati Kudus sambang ke Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri, beberapa waktu lalu. (HUMAS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie, tengah giat melaksanakan program Sambang Pesantren yang bertujuan untuk mendorong kemajuan pesantren di Kabupaten Kudus.

Program ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat peran pesantren dalam pendidikan, sosial, dan ekonomi di era modern.

Dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan, Pj. Bupati Kudus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas santri, memberikan dukungan infrastruktur, serta mengembangkan tata kelola pesantren agar naik level.

Salah satu tujuan utama dari program Sambang Pesantren adalah menjadikan santri-santri di Kudus dapat bersuara di level internasional.

Melalui penguatan pendidikan yang berkualitas, Hasan berharap para santri tidak hanya menjadi pemimpin di tingkat lokal, tetapi juga berperan aktif di kancah global.

Dalam kegiatan terbaru, Pj Bupati Kudus bertemu dengan santri di Pondok Pesantren Thoriqul Huda yang terletak di Prambatan Lor, Kecamatan Kaliwungu. Dalam kesempatan tersebut, ia menyerahkan bantuan secara simbolis untuk mendukung kemajuan pesantren.

“Pesantren adalah pilar penting dalam membangun generasi bangsa yang unggul. Dengan bantuan ini, kami berharap pesantren bisa makin maju dan terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,” katanya, Jumat (6/12/2024).

Selain itu, Pj. Bupati Kudus juga menghadiri acara Sambang Santri yang dilaksanakan bersama Habib Umar bin Ahmad Al Muthohar. Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sebagai wadah untuk mendiskusikan langkah-langkah konkret dalam pengembangan pesantren di Kudus.

“Santri pesantren punya fondasi berpikir yang kuat, juga daya tahan survival dan mentalitas yang bagus. Ini modal besar untuk menjemput kesuksesan pada masa kini dan mendatang,” imbuhnya.

Baca juga:  Lomba Run 5K MKGR Kudus Menarik Peserta dari Berbagai Daerah

Selain fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, Pj. Bupati Kudus juga sangat peduli dengan aspek kesehatan para santri. Ia menyadari bahwa kesehatan adalah kunci untuk mencapai kualitas pendidikan yang maksimal.

“Santri yang sehat akan mampu menyerap ilmu dengan baik. Oleh karena itu, saya minta agar setiap puskesmas di wilayah Kudus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi santri di pondok pesantren. Ini penting agar kondisi fisik dan mental mereka tetap terjaga, dan mereka dapat belajar dengan optimal,” bebernya.

Dengan langkah-langkah yang konkret dan terarah, program Sambang Pesantren diharapkan dapat mengangkat kualitas pesantren di Kabupaten Kudus, serta mencetak santri yang tidak hanya memiliki pengetahuan agama yang mendalam, tetapi juga mampu menghadapi tantangan global dengan keterampilan yang mumpuni.

“Diharapkan, kedepannya, santri Kudus tidak hanya menjadi pemimpin di tingkat daerah, namun juga mampu berkontribusi pada perkembangan dunia internasional,” tuturnya.

Melalui berbagai inisiatif ini, Pj. Bupati Kudus mengajak seluruh masyarakat, khususnya santri dan pondok pesantren, untuk terus berkembang dan berkolaborasi dalam menciptakan perubahan yang positif.

Jadi Forum Dialog Antara Pemkab Kudus dan Komunitas Pesantren

SAMBUTAN: Pj Bupati Kudus berikan sambutan dalam rangka program sambang pesantren di Pondok Pesantren Thoriqul Huda, belum lama ini. (HUMAS/JOGLO JATENG)

Selain Pondok Pesantren Thoriqul Huda, program Sambang Pesantren juga telah menyasar ke beberapa pesantren lainnya. Antara lain Ponpes Elfath El-Islam, Ponpes Putri Duta Aswaja, Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an, Pondok Pesantren MUS-YQ Kudus, Ponpes Al-Qaumaniyah, PP Darul Falah Jekulo dan Ponpes Qudsiyyah Putri.

Baca juga:  Pemkab Kudus Umumkan 6 Finalis Terbaik Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2024

Hasan menyebut, ini merupakan forum dialog antara Pemkab Kudus dan komunitas pesantren, untuk berbagi inspirasi dan menyerap aspirasi.

Banyak madrasah dan pondok pesantren di Kudus yang berusia lebih dari 100 tahun sehingga pesantren harus bersiap dengan tantangan zaman, di antara transformasi teknologi dan bonus demokrasi

“Pesantren di Kudus ini luar biasa besar potensinya, dengan tradisi ratusan tahun yang sudah mengakar. Sehingga kami ingin Pendidikan pesantren di Kudus menjadi lebih baik lagi,” ujar Hasan yang juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Baitul Hikmah di Depok, Jawa Barat, Senin (4/11/2024).

Hasan Chabibie yang beberapa waktu lalu mendapat predikat Santri of The Year meminta santri mempersiapkan diri dengan menimba ilmu, kemudian meminta restu kepada orang tua dan guru.

Wakil Ketua LP Maarif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu tak hanya sering berkunjung ke berbagai kiai dan habaib, ia juga mendukung program-program komunitas santri.

Selain kawasan Menara, pusat santri di Kudus juga dapat ditemukan di Jl Sewonegoro, daerah Jekulo. Belahan timur kota Kudus itu sering disebut Pondok Mbareng.

Suasana religius terasa saat memasuki kawasan dengan beberapa bangunan pondok pesantren ramai para santri tengah mengaji. Termasuk salah satunya Ponpes Al Yasir yang berada di Jalan Sewonegoro, Gg 2 Dukuh Kauman, Jekulo.

Saat ditemui di kediamannya, Pengasuh Pondok Pesantren Al Yasir, Jekulo, Muhammad Mujab, sempat mengungkapkan, kekagumannya terhadap kepemimpinan Pj Bupati sekarang.

Baca juga:  Bisnis Ikan Cupang: Modal Kecil, Omzet Jutaan

Meskipun tidak memiliki kedekatan personal, kualifikasi pemimpin berlatar belakang santri seperti Hasan Chabibie menjadi sosok yang diharapkan masyarakat Kudus.

“Di kota lain seperti Rembang dan Jombang sudah sejak dahulu terbiasa memiliki pemimpin berlatar belakang santri atau kiai. Sehingga menjadi hal yang bagus jika ada santri yang ikut menjadi pemimpin dan amanah di Kudus,” ungkap Mujab kepada Joglo Jateng.

Disebut kota santri, lanjut Mujab, sebab sejak dahulu para Kiai Kudus menciptakan masyarakat Kudus yang berjiwa santri. Artinya meskipun tidak mondok, mereka ikut mengaji dan menerapkan norma atau karakter santri.

“Pemimpin tidak harus santri. Tetapi suatu hal yang baik jika para santri bisa menjadi pemimpin. Yang terpenting adalah norma-norma kesantrian seperti tanggung jawab, amanah dan karakter pemimpin ideal lainnya,” imbuhnya.

Ia menilai adanya santri yang berperan dalam bidang politik juga berkat para pendahulu yang menciptakan maneuver politik dan pemikirannya. Mujab ingin agar peran tersebut bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.

“Komitmen menjadi hal penting. Dan kami mengapresiasi atas program sambang santri yang diinisiasi Pj Bupati. Akan tetapi, saya ingin hal itu tidak hanya sekadar dialog atau bahkan bantuan material,” katanya.

Mujab ingin masa depan para santri bisa lebih dimudahkan melalui kebijakan pemerintah daerah. Termasuk tentang regulasi para santri salaf yang tidak diharuskan sekolah formal atau kejar paket. (uma/adf/gih)