KUDUS, Joglo Jateng – Pj Bupati Kudus, M Hasan Chabibie, memiliki visi besar untuk menjadikan Kabupaten Kudus sebagai city hub yang menghubungkan wilayah Pantura dengan kawasan-kawasan di sekitarnya.
Dalam wawancara khusus, ia menjelaskan bahwa kota ini bisa menjadi titik transit utama yang menghubungkan berbagai daerah strategis di sepanjang jalur Pantura, seperti Semarang, Pati, Purwodadi, Grobogan, Rembang, Demak, dan Jepara.
“Peta Pantura kita dari Semarang ke arah Jawa Timur, titik transitnya ada di Kudus,” katanya di Kudus, Sabtu (7/12/2024).
Ke depan, dengan makin baiknya sarana transportasi, terutama jika jalan tol yang menghubungkan Kudus dengan kota-kota lain selesai, Kudus berpotensi menjadi pusat lalu lintas yang sangat strategis. Hal ini akan menjadikan Kudus sebagai simpul penting dalam jaringan transportasi Jawa Tengah.
Hasan percaya bahwa Kudus memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi city hub. Yaitu kota yang menjadi penghubung utama bagi distribusi barang dan jalur transportasi antarkabupaten.
Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah kabupaten dan masyarakat perlu berkolaborasi agar kota ini bisa mengelola peluang tersebut dengan baik. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas sarana kota, seperti hotel, restoran, dan transportasi yang memadai.
“Kunci utama adalah orang mau datang ke kota ini, melewati kota ini, atau bahkan tinggal di kota ini. Jika kita ingin kota ini hidup, kita harus memanjakan mereka dengan berbagai fasilitas yang nyaman, seperti restoran enak, hotel yang bagus, dan akses yang memadai,” terangnya.
Kudus, lanjut Hasan, dengan sejarahnya yang kental sebagai kota ziarah memiliki potensi besar untuk memaksimalkan sektor pariwisata dan distribusi barang. Masjid Menara Kudus, misalnya, menjadi tempat ibadah yang ikonik dan menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan perbaikan infrastruktur dan promosi yang tepat, Kudus dapat menjadi tujuan wisata religi yang lebih menarik.
Selain itu, dengan adanya sarana yang lengkap dan kualitas layanan yang baik, Kudus diharapkan bisa menjadi kota yang tidak hanya dilalui, tetapi juga menjadi tempat yang dituju oleh banyak orang, baik untuk beristirahat maupun untuk melakukan aktivitas ekonomi.
Sebagai kota yang strategis, Kudus memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi. Dengan adanya fasilitas yang memadai, seperti kawasan industri modern dan pusat perbelanjaan yang lengkap, Kudus dapat menarik minat investor untuk membuka usaha. Hal ini akan membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut, Hasan mengatakan, city hub yang ideal bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga tentang layanan yang memadai untuk masyarakat dan pengunjung. Hal ini terkait erat dengan pelayanan publik yang nyaman dan efisien.
“Konteks city hub tergantung pada istilah servis. Kota harus mampu menyervis semua masyarakat dan tamu yang berkunjung dengan baik,” lanjutnya.
Butuh Komitmen Politik hingga Pengembangan SDM
Hasan menjelaskan, mewujudkan Kudus sebagai city hub akan membutuhkan komitmen politik yang kuat dari semua pihak. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat sangat dibutuhkan untuk memastikan rencana ini bisa terwujud.
“Untuk menjadikan Kudus sebagai city hub, dibutuhkan komitmen politik yang kuat dalam mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang memadai,” ucapnya.
Selain infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia juga menjadi hal yang krusial. Pemerintah perlu memberikan pelatihan dan pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan kompetensi masyarakat, terutama generasi muda. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga pelatihan dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja terampil di berbagai sektor.
Selain itu, menarik investasi dari sektor swasta merupakan langkah strategis untuk mempercepat pembangunan Kudus sebagai city hub. Menurut Hasan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memiliki kemampuan untuk “mempromosikan kota ini” secara efektif sesuai dengan regulasi yang ada, seperti halnya yang dilakukan oleh Singapura yang memanfaatkan sektor perdagangan global sebagai penghubung utama.
“Harapannya, ada komitmen bersama dari semua pihak, termasuk pemerintah provinsi dan pusat, untuk mengarahkan Kudus ke arah city hub. Hal ini harus dipetakan dengan jelas, peluang-peluang yang ada harus diarahkan, dan capaian setiap tahunnya harus direncanakan dengan baik,” ungkapnya.
Maka, untuk mempercepat pembangunan Kudus sebagai city hub, dibutuhkan langkah-langkah strategis yang terintegrasi. Fokus utamanya adalah pada penguatan infrastruktur, pengembangan sektor ekonomi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, tata ruang dan lingkungan yang baik, tata kelola pemerintahan yang efektif, kemitraan dengan sektor swasta, dan pengembangan smart city.
Untuk smart city ini, Pemkab Kudus telah melakukan sejumlah upaya dalam mewujudkan kota cerdas itu. Di antaranya dengan digitalisasi di berbagai sektor agar terwujudnya tata kelola pemerintahan serta pelayanan yang efisien.
Terbaru, dalam bidang pengelolaan lalu lintas, Pj Bupati Kudus, M Hasan Chabibie telah meluncurkan Area Traffic Control System (ATCS) pertama yang berada di simpang Pentol, Desa Rendeng, Kecamatan Kota, pada Senin (4/11/2024).
ATCS atau Sistem Kendali Lalu lintas Kendaraan ini menjadi simbol penting modernisasi transportasi di Kudus yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengawasan lalu lintas serta memprioritaskan akses kendaraan darurat.
Pemkab Kudus juga telah mendorong setiap desa untuk menerapkan desa digital yang termasuk indikator dalam desa cerdas. Sehingga, setiap desa diharapkan bisa menerapkan program desa digital.
Lebih lanjut, untuk mewujudkan smart city, Hasan menyadari bahwa pemerintahan yang cerdas harus bisa mengelola sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki secara efektif dan efisien. Termasuk memperhatikan keberlangsungan dunia pendidikan sebagai jembatan membangun generasi bangsa yang unggul.
Oleh sebab itu, di awal kepemimpinannya, Hasan sering silaturrahim bersama tenaga pendidik dan kependidikan di Kudus. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyegarkan kembali ekosistem pendidikan di Kudus, baik jenjang pendidikan SD maupun SMP.
“Kunci smart city ada di dunia pendidikan. Ketika kemampuan SDM kita hasil pendidikan ini bagus, maka kota ini juga maju. Maka saya terus mendorong agar kualitas pendidikan kita ditingkatkan. Selain itu, dengan pendidikan yang baik, peradaban yang baik juga terwujud, ” tutupnya. (uma/adf/gih)