Kudus  

Pengerjaan Ulang Jembatan Karangsambung Habiskan Waktu 8 Bulan

Penjabat (Pj) Bupati Kudus, M. Hasan Chabibie (kanan). (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan Jembatan Karangsambung, yang terletak di Desa Bae, Kecamatan Bae ini adalah sekitar 8 bulan. Meski begitu, ia berharap PUPR dapat mempercepat pengerjaan agar dampak yang dirasakan masyarakat bisa lebih singkat.

Rencana pembangunan ulang jembatan akhirnya mendapatkan perhatian serius setelah lebih dari 16 tahun diusulkan oleh masyarakat setempat.

Sosialisasi mengenai proyek besar ini dilaksanakan pada Senin (9/12/2024) dengan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti Camat Bae, Kepala Desa Bae, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Agama, dan warga sekitar.

Penjabat (Pj) Bupati Kudus, M. Hasan Chabibie, yang turut hadir dalam acara sosialisasi tersebut, menjelaskan bahwa pembangunan ulang jembatan ini akan dilakukan dengan anggaran sebesar Rp 28 miliar.

Baca juga:  Pengelolaan Lingkungan Semakin Kuat, 4 Desa di Kudus Sabet Penghargaan

“Setelah perjuangan yang cukup panjang dan berbagai lobi yang dilakukan, PUPR akhirnya siap untuk membangun jembatan ini. Kami sudah menyampaikan hal ini kepada masyarakat melalui acara sosialisasi yang dihadiri oleh berbagai pihak,” ungkapnya.

Pembangunan ulang Jembatan Karangsambung memang sudah menjadi harapan masyarakat Desa Bae dan sekitarnya. Selama bertahun-tahun, kondisi jembatan yang semakin menua dan tidak lagi memadai untuk mendukung lalu lintas, menjadi perhatian khusus. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang rencana pembangunan serta dampak yang mungkin timbul selama proses pengerjaan.

Hasan menambahkan, salah satu fokus utama dalam pembangunan ini adalah mengurangi dampak terhadap aktivitas masyarakat sekitar. “Kami akan menyusun skenario terkait pengalihan arus lalu lintas dan aktivitas lain yang mungkin terdampak. Hal ini penting agar mitigasi dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga masyarakat tidak merasa terlalu terbebani dengan proses pembangunan,” lanjutnya.

Baca juga:  Produksi Padi di Kudus Capai 156 Ribu Ton di 2024

Ia sadar bahwa proyek ini akan berdampak pada kelancaran lalu lintas dan aktivitas masyarakat, namun ia berharap kita bisa bersabar sedikit demi sedikit, karena dampak positifnya akan terasa dalam jangka panjang.

Selain itu, jembatan ini, yang dibangun lebih dari ratusan tahun yang lalu, memiliki nilai historis yang tinggi bagi masyarakat Kudus. Menanggapi hal ini, Hasan menegaskan pentingnya melestarikan sisi historis jembatan tersebut meskipun ada keterbatasan lahan.

“Kami tetap akan membangun jembatan ini dengan desain baru, namun saya mengusulkan agar kita mencari potongan kecil dari jembatan lama yang bisa dipertahankan, sehingga masyarakat masih bisa melihat jejak historisnya. Saya berharap potongan ini bisa diletakkan di area Pabrik Gula Rendeng atau Museum Kretek, agar nilai historisnya tetap terjaga,” jelasnya.

Baca juga:  Pasca Hujan, Banjir Rendam Puluhan Rumah di Desa Tanjungkarang Kudus

Selain itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap bersabar dan memahami bahwa meskipun pembangunan ini akan menimbulkan kemacetan, dampak positif yang akan dirasakan di masa depan akan sangat besar.

“Kami meminta masyarakat untuk bersabar, meski ada pengalihan arus atau aktivitas yang terganggu. Saya yakin dengan kerjasama kita semua, pengerjaan ini akan berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu,” tutupnya. (uma/fat)