KUDUS, Joglo Jateng– Pengelola Perpustakaan Tsaqofah, Madrasah Tsanawiyah (MTs) NU Banat Kudus komitmen kembangkan inovasi layanan bagi pengunjung. Diantaranya, adanya titik baca, teras baca, penggunaan ruang multimedia perpustakaan, digital science, dan pengoptimalan Senayan Library Management System (SLiMS).
Kepala Perpustakaan Tsaqofah, sekaligus koordinator Akreditasi Perpus, Tri Indah mengatakan, perpustakaannya mendapatkan predikat A. Hal itu didapat dari proses visitasi akreditasi yang dilakukan oleh Tim Asesor Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Oktober lalu.
“Proses menuju akreditasi sampai visitasi final kurang lebih hampir satu tahun. Di mulai sejak Desember 2023, kami di tawari Perpusda Kudus untuk siap akreditasi. Masuk Februari 2024 kami mulai dibimbing, sekaligus monitoring dan juga visitasi awal dari tim perpusda. Tentu masih banyak kekurangan,” jelasnya.
Ia mengaku, selama proses bimbingan banyak persoalan yang perlu dievaluasi. Hal ini membuat pihaknya, gencar koordinasi dengan tim untuk menyelesaikannya.
“Seperti bangunan perpus yang harus di rombak, koleksi buku yang perlu di tambah, layanan digitalisasi yang mulai di integrasikan. Ini semua bertahap kita selesaikan,” terangnya.
Salah satu syarat administrasi agar mendapat nilai A pada akreditasi, perpus sekolah wajib menyediakan sekira 3.500-4.000an buku cetak. Kemudian ratusan buku digital yang dapat di akses pengunjung.
“Saat ini di perpustakaan Tsaqofah sudah ada 4.500an buku bacaan yang berbentuk fisik. Serta 485 judul buku yang dapat di akses melalui layanan web perpus sekolah. Juga ratusan judul pada layanan online lainnya,” jelasnya.
Dia menambahkan, terdapat 300 siswa yang tiap harinya mengunjungi perpus. Meski jumlah tersebut belum sebanding dengan angka peminjaman buku yang di catat oleh petugas.
“60 persen siswa adalah anak pondok, sehingga kunjungan perpus ramai. Tapi tidak bisa optimal meminjam buku. Karena biasanya tidak boleh membawa buku apalagi fiksi ke pondok,” ungkapnya.
Tri Indah menambahkan, penilaian akreditasi perpustakaan yang berlangsung tahun ini menjadi motivasi bagi elemen sekolah, untuk meningkatkan kualitas perpustakaan. Selain itu juga konsisten melakukan pelayanan tidak hanya ketika penilaian berlangsung.
“Kami berharap nilai A ini sampai nanti sertifikatnya muncul di 2025, tetap mendapatkan predikat terbaik. Dan adanya perpustakaan menjadi sarana peningkatan kompetensi siswa khususnya, dan guru secara umum dalam hal literasi,” pungkasnya. (cr8/fat)