Deteksi dan Ketahui Gejala Gondongan

Dokter spesialis penyakit dalam (internist) Rs.Loekmono Hadi Kudus, Wahyu Adirama Saputra. (ULFIYATUN NADHIFAH/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Internist), RSUD dr. Loekmono Hadi, Wahyu Adirama Saputra menjelaskan, penyakit gondongan atau dalam dunia medis disebut parotitis atau mumps. Penyakit ini menular disebabkan oleh virus. Angka infeksi di Kudus sendiri saat ini tergolong masih aman.

Rama sapaan akrabnya, melanjutkan, efek yang ditimbulkan akibat infeksi paramyxovirus kurang lebih hampir sama dengan gejala demam pada umumnya. Hanya saja, virus ini dapat dengan cepat menular.

“Pola penularannya melalui droplet, tetesan air liur atau kelenjar penghasil air liur. Biasanya rentan terjadi pada anak-anak. Ketika mereka bersin atau batuk kebanyakan tidak di tutup. Teriak-teriak waktu ngobrol. Ini menjadi pemicu cepat tertular,” jelasnya.

Ia menambahkan, apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh virus tersebut, biasanya akan menunjukkan ciri fisik benjolan di beberapa titik kelenjar liur. Seperti, di belakang telinga, di depan telinga, dagu, dan di bawah lidah. Namun demikian, terdapat vaksin yang dapat diberikan dalam keadaan darurat.

“Vaksin sebenarnya di berikan saat fase anak-anak. Namanya MMR (mums, measles, rubella). Tapi tidak menutup kemungkinan diberikan ulang saat sudah dewasa. Lebih ke booster MMR,” terangnya.

Sepanjang 2024 sekitar 5-10 kasus gondongan pada dewasa yang ditanganinya. Meski tidak banyak, namun penanganan yang cepat harus dilakukan. Manakala penderita mengalami panas tinggi dengan suhu mencapai 39-40 derajat celcius dan kesusahan menelan.

“Ketika ada pasien gondongan sampai rumah sakit, berarti harus di ambil tindakan serius. Karena panasnya itu bisa menimbulkan dehidrasi. Sehingga penangan pertama penurunan demam terlebih dahulu. Kemudian, kasus lebih parah bisa saja sampai komplikasi. Bentuk infeksinya menyebar sampai ke buah zakar laki-laki. Gejalanya hampir sama, panas dan nyeri,” imbuhnya.

Ia menuturkan, selama pencegahan baik secara preventif maupun setelah terjadi dilakukan dengan tepat. Kemungkinan durasi waktu infeksinya tidak lama dan tidak akan menyebar. (cr8/fat)