KUDUS, Joglo Jateng– Sebanyak 420 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN), selama kurang lebih tiga pecan, mahasiswa UMKU akan melakukan pengabdian masyarakat program KKN Tematik Peduli Lingkungan, yang tersebar pada 24 desa yang ada di Kabupaten Kudus.
Rektor UMKU Dr. Edy Soesanto memberikan, pesan integarasi keilmuan dengan pengabdian kepada masyarakat. Menurutnya, mahasiswa yang akan terjun harus berdharma bakti yang tulus, berkontribusi nyata sesuai dengan rambu-rambu yang telah diberikan.
“KKN merupakan wujud nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat. Kami berharap para mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah untuk membantu menyelesaikan permasalahan di desa” ujarnya, belum lama ini.
Pihaknya menambahkan, mahasiswa dengan citra Gen-Z yang melekat di dalam dirinya, tentu sangat akrab dengan gadget dan medsos. Kemampuan ini bisa dikreasikan dengan membantu UMKM untuk branding dengan digital marketing. “Selain itu bisa pula memanfaatkan gadget untuk kampanye lingkungan sehat di masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara KKN UMKU Diana Tri Lestari mengungkapkan, pemilihan tema pada KKN tahun ini didasarkan atas keprihatinan bersama, mengenai krisis iklim yang melanda bumi. Sehingga, dinilai perlu mengambil langkah pengendalian, salah satunya melalui kegiatan tersebut.
Selain peduli lingkungan, melalui KKN ini pihaknya juga memfokuskan pada pengembangan UMKM yang ada pada desa masing-masing. Tujuannya, guna menyejahterakan masyarakat.
“Kami mengambil tema Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan UMKM dan Peduli Lingkungan. Bermitra dengan PKPLH, program kerja yang dibuat ada dua macam, yang pertama wajib di lakukan seperti menyentuh lingkungan, yang kedua itu program pilihan dan kreasi dari mereka,” jelasnya.
Sedangkan, sebelum mahasiswa melaksanakan KKN di sejumlah desa itu, mereka mendapatkan bimbingan teknis (Bimtek) dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus.
Subkoordinator Pemulihan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas PKPLH Kudus Nunung Prihatiningtias mengungkapkan, untuk mengatasi krisis iklim, saat ini bukan lagi tugas perseorangan, atau tugas yang dilimpahkan pada satu lembaga. Melainkan, tugas seluruh elemen masyarakat untuk mengatasinya, tak terkecuali mahasiswa.
Ia menuturkan, peran serta mahasiswa KKN dinilai sangat membantu dinas terkait pengolahan data desa. Berupa potensi wilayah desa yang dapat dimanfaatkan dalam bidang lingkungan hidup, pengendalian kerusakan tanah pertanian desa, atau sejenisnya.
“Hadirnya mahasiswa KKN ini menjadi ujung tombak, pengembangan pemulihan kerusakan lingkungan hidup, atau pengembangan desa seperti penawaran jasa dari mahasiswa. Seperti, penanaman pohon di wilayah pedesaan, pengolahan sampah, atau ketahanan pangan dalam bentuk pelestarian lingkungan. Sesuai potensi desa, ini yang di namakan tematik,” jelas Nunung.
Nunung melanjutkan, dari 24 desa yang menjadi basis wilayah KKN, hanya 1 desa yang telah terdaftar pada Sistem Registri Nasional Perubahan Iklim (SRN-PPI) sebagai Kampung Iklim (ProKlim). 23 sisanya, menjadi tugas mahasiswa untuk mensosialisasikan pendaftaran pada data tersebut.
“Nanti ada satu program wajib yang harus dijalankan mahasiswa, terkait pengendalian krisis iklim ini. Melakukan aksi adaptasi, mitigasi, dan layanan kesehatan berbasis lingkungan, juga sosialisasi pengisian SRN-PPI di masing-masing desa, syarat utamanya desa tersebut mau untuk mendaftar, ” ujarnya.
Aksi adaptasi, mitigasi, dan layanan kesehatan berbasis lingkungan ini, menurutya, dapat dilakukan dengan kolaborasi yang dibangun mahasiswa dengan masyarakat desa.
“Contohnya berjejaring dengan PKK untuk melakukan pelayanan kesehatan bagi balita, dan ibu hamil di posyandu. Dengan komunitas petani desa, membantu proses irigasi, kemudian di musim hujan seperti ini, bisa membuat sanitasi yang lebih baik,” paparnya.(cr8/sam)