SEMARANG, Joglo Jateng – Sebanyak 2500 pelari dari berbagai daerah antusias mengikuti ajang kompetisi lari marathon Semarang 10K bertajuk ‘Step Up Your Limit’ di Jalan Pemuda, Kelurahan Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah. Para peserta melewati rute beberapa tempat bersejarah dan arsitektur khas Kota Semarang. Antara lain Lawang Sewu, Tugu Muda, Simpang Lima, Gereja Gedangan St Yusuf (Gereja Bata Merah), Kota Lama Semarang, Jembatan Mberok, Kantor Pos Indonesia, dan Gereja Blenduk.
Seperti tahun sebelumnya, beberapa peserta menggunakan kostum unik untuk menyemarakkan ajang kompetisi ini. Seperti baju pesta, cosplay anime, fashion batik, pot bunga matahari, sampai kostum berbentuk ulat bulu yang dirangkai sedemikian rupa yang kemudian dikaitkan dengan pelari lainnya.
Salah satu peserta dari Komunitas Salatiga Running Buddies, Ita (40) mengaku cukup senang dengan adanya kompetisi lari marathon ini. Adapun konsep kostum yang diusung yaitu ulat bulu dengan aksesoris kacamata berbentuk hati.
“Persiapan sebulan dan sebelumnya kita percobaan cara jalan kanan kirinya latihan jalan semalam aja,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, Minggu (15/12/24).
Meski kostumnya dinilai unik, namun dirinya bersama empat kawan lainnya memiliki kendala saat menyelaraskan posisi tubuh dan kaki sepanjang rute. Dalam mengantisipasi hal tersebut, Ita terus saling berkoordinasi dan mensinkronkan supaya mereka bisa berlari dengan nyaman.
“Biasanya finishnya 50 menit, kalau ini 140 menit. Untungnya, sepanjang perjalanan warga Semarang pada welcome semua dan kita seneng karena unik (melihat kostum yang dipakai),” jelasnya.
Ia menambahkan, awal inspirasi konsep kostum ini ia dapat dari Instragram. Kemudian, dirancang sedemikian rupa yang mana menghabiskan anggaran sebanyak Rp 1,2 juta. “Filosofinya kita lari bersama tidak ada yang ditinggalkan,”katanya.
Sebagai informasi, lomba ini diikuti oleh sekitar 2.500 pelari dari seluruh Indonesia, yang terbagi dalam berbagai kategori, termasuk kategori nasional, kategori pelajar, serta kategori master. Setiap kategori dirancang untuk mengakomodasi pelari dari berbagai tingkat kemampuan, mulai dari atlet profesional hingga pelajar yang baru memulai perjalanan mereka di dunia lari.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas sekaligus panitia, Adi Prinantyo menyampaikan bahwa event ini telah mempertemukan antar pelari dari berbagai daerah. Di antaranya, Salatiga, Surabaya, Semarang, DKI Jakarta dan masih banyak lagi.
“Dari 2500 peserta, 39 pelari tidak sampai finish karena ada yang kurang fit, ada urusan lain ,sehingga mereka tidak dipaksakan (untuk tidak ikut lari). Kemudian informasi yang kami dapat dari tim medis ada 80 pelari yang sudah ditangani dan lima orang lainnya mengalami cedera serius,” ujarnya.
Guna memantik antusiasme dan semangat kompetisi para peserta, Pemerintah Kota Semarang juga menyiapkan total hadiah senilai Rp 286 juta.
Terpisah, Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang ikutserta memeriahkan ajang lari marathon ini. Dirinya berharap, pihaknya bisa menyiapkan rute lari yang berbeda dari tahun ini. “Tadi ada usulan tahun depan di wilayah pantai soalnya (para pelari) bisa menikmati suasana dan jalannya flat. Kami juga ada tempat- tempat yang ingin di unggulkan,” ucapnya. (int/gih)