PATI, Joglo Jateng – Tingkat partisipasi masyarakat di Kabupaten Pati dalam menggunakan hak suara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 disebut rendah. Hal itu salah satunya disebabkan banyak masyarakat di Bumi Mina Tani ini yang merantau.
Komisioner KPU Pati, Nugraheni Yuliadhistiani mengungkap puluhan ribu undangan nyoblos atau C Pemberitahuan pada pada Pilkada 2024 di Kabupaten Pati tak bisa terdistribusikan. Alasannya mereka sedang berada luar daerah.
“Sebanyak 66.416 C tidak terdistribusi karena banyak yang merantau. Padahal Kita sudah berusaha untuk sosialisasi di lapangan,” kata dia, belum lama ini.
Komisioner KPU Pati yang akrab disapa Adhis ini memaparkan, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Bumi Mina Tani ini sebesar 1.036.887 orang. Namun tingkat partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya hanya sebesar 814.148 atau 78,41 persen.
Padahal pada Pemilu 2024 (Pilpres 2024) partisipan yang menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) tembus 85 persen. Artinya ada penurunan warga yang menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024 dibandingkan Pemilu 2024.
“Kalau dibandingkan antara Pilkada 2024 dengan Pilkada 2017, ada peningkatan partisipasi. Pada Pilkada 2017 itu tingkat partisipasi hanya 68,64 persen. Tapi dibandingkan Pemilu 2024 emang turun,” terangnya.
Sementara itu, Ketua KPU Pati, Supriyanto menambahkan, selain merantau ada seabrek faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi Pilkada 2024 di Pati turun. Misalnya paslon tidak sesuai kriteria, tidak kenal paslon dan sejumlah faktor lainnya.
“Bahkan data tahun 2019 (DKPP) menyatakan money politik bisa menjadi barometer datang ke TPS itu 45 persen. Tahun 2024 untuk Pemilu disebutkan naik 60 persen,” imbuh Supriyanto.
Meski begitu, khusus untuk iming-iming money politik yang mempengaruhi pengguna suara untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024, dia tidak tahu apakah juga mempengaruhi.
“Kalau Pilkada, jujur saya kurang tau tentang hal itu (money politik). Tingkat kepopuleran paslon juga mempengaruhi. Pendidikan tinggi juga partisipasinya rendah karena mempunyai pertimbangan khusus,” pungkasnya. (lut/fat)