JEPARA, Joglo Jateng – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara menyampaikan bahwa masih banyak berbagai jenis Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB) yang belum ditemukan di Jepara. Salah satunya berada di sekitar lereng pegunungan Muria.
Kepala Disparbud Kabupaten Jepara, Moh Eko Udyyono mengungkapkan bahwa beberapa benda ODCB telah ditemukan di daerah Tempur, tepatnya di sekitar Candi Bubrah dan Candi Angin. Temuan ODCB tersebut diperkirakan berasal dari zaman Kerajaan Majapahit.
“Memang banyak benda diduga cagar budaya yang kami temukan di sekitar Lereng Muria, terutama di daerah Tempur,” jelasnya kepada Joglo Jateng, Senin (16/12/24).
Ia mengimbau masyarakat untuk secara sukarela menyerahkan temuan benda-benda yang diduga cagar budaya kepada dinas terkait atau pemerintah desa. Jika harus disimpan secara pribadi, Eko berharap agar benda bersejarah tersebut dapat dijaga dengan baik.
“Kami berharap jika masyarakat Jepara menemukan benda bersejarah yang diduga cagar budaya, agar segera dilaporkan kepada dinas atau balai desa supaya bisa disimpan dengan baik,” terangnya.
Sementara itu, Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Disparbud Jepara, Lia Supardianik, menjelaskan bahwa sejak tahun 2018 hingga 2024, Disparbud Jepara telah menemukan sekitar 20 benda yang diduga sebagai obyek cagar budaya. Benda-benda tersebut ditemukan di sekitar Candi Angin, Candi Bubrah, dan Desa Kaligarang, Kecamatan Keling, berupa kemuncak, figurin, ratna atau candi, dan arca.
“Benda yang kami pamerkan ini merupakan temuan dari tahun 2018. Dari 20 benda yang berhasil ditemukan, kami memamerkan 11 di antaranya,” bebernya.
Dari hasil penelitian, benda-benda tersebut diperkirakan berasal dari zaman Kerajaan Majapahit. Lia menambahkan bahwa wilayah Jepara di masa lalu merupakan daerah yang cukup potensial dalam sejarah.
“Jepara memiliki kekayaan yang terlihat dari benda-benda yang ditemukan, artinya Jepara juga merupakan tempat yang diperhitungkan pada masa itu,” tuturnya.
Lebih lanjut, benda-benda yang berhasil diselamatkan akan disimpan oleh Disparbud Jepara untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. “Hasil temuan akan kami simpan, dan jika di kemudian hari ditemukan pecahan-pecahan lainnya, kami berharap dapat melakukan rekonstruksi untuk mendapatkan bentuk yang lebih utuh dan memahami arti dari benda yang ditemukan,” tutupnya. (oka/gih)