PATI, Joglo Jateng – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Salafiyah Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati mendapatkan bantuan Teaching Factory (Tefa) SMK Skema Pengimbasan 2024. Tefa adalah konsep pembelajaran yang mengintegrasikan proses produksi dan layanan nyata ke dalam kurikulum pendidikan.
Melalui model ini, siswa dapat merasakan pengalaman kerja yang sesungguhnya. Yaitu mereka dibekali keterampilan praktis yang siap pakai di dunia kerja.
Bantuan ini diberikan oleh Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Setidaknya bantuan ini menyasar 265 SMK di tanah air.
Kepala SMK Salafiyah Kajen, Erni Sofa Nugraha mengatakan, dari ratusan SMK yang mendapatkan bantuan TeFa Pengimbasan, satu di antaranya adalah sekolahnya. Dia menyebut bantuan itu senilai Rp 1 Miliar.
“Dari 14.445 SMK se-Indonesia, itu yang dapat 265 sekolah, salah satunya SMK Salafiyah. Kalau di Pati ini ada tiga. Yaitu SMK Tunas Harapan, SMK Cordova, sama SMK Salafiyah. Jadi kami bersyukur sekali,” kata dia.
Ia menjelaskan, dari program TeFa Pengimbasan ini, sekolah diharuskan mempunyai jejaring. Yaitu, harus mengimbaskan Tefa yang sudah diterapkan untuk diimplementasikan ke sekolah lain.
Adapun sekolah yang menjadi imbasan SMK Salafiyah, antara lain SMK Manba’ul Huda Kembang, Dukuhseti, SMK Miftahul Huda, Pucakwangi, dan SMK Assalamah Kecamatan Pati.
“Kenapa kita dapat Tefa pengimbasan, karena di SMK Salafiyah kita sudah menerapkan model pembelajaran dengan berbasis TeFa. Jadi semua berbasis proyek riil pembelajarannya, nggak hanya teori saja. Proyek riil yang tidak hanya sebagai penilaian di kelas tapi proyek ini harus lebih lanjut lagi, yaitu bisa bernilai ekonomis, bisa bermanfaat untuk orang lain, contohnya busana,” jelas Erni.
Pihaknya sudah konsisten untuk melaksanakan Tefa di sekolah. Sehingga dipercaya direktorat untuk menjadi sekolah pengimbas di 2024 ini
Ia menyampaikan, berkat penerapan Tefa, SMK Salafiyah sudah banyak menerima pesanan pembuatan seragam hingga atribut sekolah. Menurut dia, hasil produksi siswanya yang paling banyak diminati masyarakat adalah busana.
“Kalau di SMK Salafiyah itu busana paling banyak busana konveksi. Sesuai mata pelajaran kami ada busana industri. Jadi biasanya dipesan sekolah-sekolah, seperti seragam, kaus olah raga, kemudian dasi. Itu tidak putus. Produksi seragam setiap tahun itu ribuan pcs karena satu yayasan kami saja itu MA 1.500 pcs, MTs 1.500, SMK 250 belum lagi PAUD, belum lagi jas almamater,” ucap dia.
Adapun dalam hal pengontrolan produksi, Erni menuturkan bahwa SMK Salafiyah menggandeng Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Sebab itu dinilai sangat penting utamanya dalam hal pendampingan.
“Jadi kita produksi terus dan tentunya kita kerjasama dengan DUDI untuk mengontrol, karena itu penting sekali. Jadi tidak hanya dari sekolah saja tapi kita menggandeng DUDI sebagai pendamping kami. Tidak hanya busana, anak-anak kami sudah mulai membuat aplikasi, seperti aplikasi pembelajaran, kemudian website, itu sudah diajari,” tutur dia
Selain menggandeng DUDI, SMK Salafiyah juga melakukan kerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati. “Kita minta rekom untuk mengurusi HAKI (Hak Kekayaan Intelektual), itu butuh proses, dan alhamdulillah kita sudah dapat rekom, ini proses pendaftaran brand kami,” ujar Erni.
Karya-karya dari siswa SMK Salafiyah juga kerap diikutkan lomba. Baik di tingkat regional maupun nasional. Salah satunya busana muslim.
“Yang baru kita ikut lomba di Semarang dan Surabaya. Kita ikut even biar dapat wawasannya, tidak hanya sekedar begini-begini saja. Agar kita bisa berkembang. Yang dinilai dari lomba itu mulai dari desain sampai produksi, kita dapat juara satu di Jateng. Bahkan anaknya sekarang masuk Unnes tanpa seleksi, dapat beasiswa. Makannya selalu saya support (dukung) anak-anak agar mereka bisa eksis lewat produksi dan kejuruan,” terang Erni.
Ia menjelaskan, pihaknya sudah membuat busana berbagai series. Mulai dari tema Bumi Mina Tani hingga Pegunungan Kendeng.
“Jadi kami membuat busana itu series, ketika ditampilkan itu satu series bukan satu-satu. Nah series nya kemarin yang pertama adalah bumi mina tani sama pegunungan kendeng. Jadi mereka (siswa) berkreasi dari tema tema tadi. Busana itu untuk lomba dan ujian akhir,” jelas Erni.
Sementara itu perwakilan dari Direktorat SMK, Halim mengapresiasi adanya pameran produk TeFa SMK Salafiyah. Menurut dia, produk-produk yang dihasilkan siswa dapat meningkatkan pendapatan sekolah.
“Kami dari direktorat mengapresiasi sekali karena bantuan ini sudah dilaksanakan dan hasilnya bisa kita saksikan, dikerjakan secara maksimal. Ini bisa membantu siswa kita mengembangkan Tefa sekolah dan usaha sekolah, bisa membantu income (penghasilan) sekolah juga,” ucap dia. (lut/fat)