Demak  

Rob kian Parah, Perekonomian Demak Terganggu

KONDISI: Tampak beberapa kendaraan melintas di wilayah Sayung yang sering terkena rob, belum lama ini. (ADAM NAUFALDO/JOGLO JATENG)

DEMAK, Joglo Jateng – Rob yang terjadi di Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak telah menjadi masalah lingkungan yang terus berlarut-larut dan makin parah. Rob, atau genangan air laut yang meluap ke daratan sudah terjadi selama puluhan tahun. Namun, intensitasnya dirasa kian meningkat, terutama pada tahun 2024.

Menurut Tin, salah satu warga setempat, rob mulai terasa makin mengganggu sejak Desember 2024. “Rob sudah terjadi sejak lama, bahkan tahun ini mulai kencang. Biasanya muncul secara tidak menentu, baik siang, sore, atau malam. Tetapi belakangan ini, rob lebih sering muncul di malam hari,” ungkap Tin, belum lama ini.

Dirinya pun juga mendapatkan informasi bahwa rob diperkirakan masih akan terjadi hingga Januari 2025 mendatang. Akibat rob yang semakin parah, jalanan di sekitar Desa Sriwulan seringkali tergenang air hingga mencapai bahu jalan. Genangan tersebut sering diperparah dengan adanya kendaraan besar yang melewati jalan, yang menyebabkan rob meluber makin luas.

Baca juga:  BPBD Jateng Ingatkan Pemudik Waspadai Cuaca Ekstrem di Pantura Demak

“Tahun lalu rob sudah sampai perbatasan Demak-Semarang, di wilayah batas. Bahkan, saat saya membuat jembatan alternatif, rob malah merusak dan menggerusnya,” tutur Tin.

Selain mengganggu mobilitas, rob juga menyebabkan banyak kendaraan mogok. Kendaraan yang tidak mengetahui medan yang tergenang air sering terjebak dan berhenti di tengah jalan.

“Akibat rob ini, banyak kendaraan mogok. Warga yang melewati daerah ini juga sering terjebak,” jelas Tin.

Untuk mengatasi rob, Tin telah menaikkan rumahnya sebanyak dua kali, sementara jalan di sekitar desa telah dinaikkan hingga lima kali. Bahu jalan pun sudah dinaikkan agar tidak tergenang air. Namun, upaya tersebut tampaknya belum cukup untuk mengatasi permasalahan ini.

Menurutnya, rob yang makin parah berdampak besar pada perekonomian warga. Banyak pedagang dan usaha kecil yang mengalami penurunan omzet karena gangguan rob yang terjadi setiap hari.

“Omzet kami menurun. Banyak yang takut keluar rumah atau kesulitan beraktivitas karena kondisi jalan yang rusak dan tergenang,” ujar Tin.

Baca juga:  Eisti'anah-Mohammad Badrudin Fokus Ketahanan Pangan & Lanjutkan Pembangunan

Warga berharap pemerintah dapat segera turun tangan dengan solusi yang lebih efektif untuk mengatasi masalah rob.

“Semoga ada tindakan yang lebih serius dari pemerintah agar kami bisa beraktivitas dengan tenang dan ekonomi kami kembali normal,” pungkasnya.

Sepanjang 2024, Jateng Dilanda 324 Bencana

Diketahui, sejak Januari hingga 8 Desember 2024 telah terjadi 324 kejadian bencana di Provinsi Jawa Tengah yang menyebabkan kerugian mencapai Rp 76,74 miliar. Hal itu diungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana saat menyampaikan laporan di Rakor Forkopimda, belum lama ini.

“Sepanjang periode Januari hingga 8 Desember (2024, Red.) sudah terjadi 324 kejadian bencana, dengan taksir kerugian mencapai Rp 76,74 miliar,” jelasnya.

Merujuk informasi dari BMKG, pada bulan Desember 2024 seluruh wilayah Jawa Tengah sudah memasuki musim hujan, dan puncaknya pada Februari 2025.

Untuk diketahui, saat ini wilayah Indonesia terpantau ada gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem. Sehingga menyebabkan curah hujan lebat disertai angin kencang dan petir di beberapa wilayah di Jateng.

Baca juga:  Pedagang Lantai 2 Pasar Bintoro Demak Keluhkan Kebijakan Pasar Malam-Pagi

Menurut Nana, Jawa Tengah dianggap sebagai daerah yang rawan bencana. Menurutnya cuaca ekstrem akan melanda Jateng dan bahkan empat kali lipat lebih berbahaya dibanding tahun sebelumnya. Dari 14 ancamana bencana yang disampaikan BMKG, Jawa Tengah didominasi oleh banjir, longsor, banjir rob, gempa bumi, dan angin puting beliung.

“Kemarin Kepala BMKG Bu Dwikorita datang ke sini. Karena Jateng dianggap rawan. Bukan hanya Jateng, tetapi juga ada Jatim dan DIY. Bahwa cuaca ekstrem ini akan melanda Jateng, beliau menyampaikan empat kali lipat lebih berbahaya dari tahun kemarin,” sambungnya.

Menurut Pj Gubernur, aspek penanganan bencana menjadi atensi dari Pemprov Jateng. Sebab itu, pihaknya telah melakukan langkah-langkah antisipasi. Sehingga kerugian dan korban ketika terjadi bencana bisa diminimalisir.

“Kami segera melakukan langkah-langkah membuat surat ke BNPB untuk melakukan langkah-langkah (mitigasi, Red.),” tegasnya. (adm/luk/adf)