PEMALANG, Joglo Jateng – Mampu berkomunikasi dan bersinergi dengan pemerintahan sebelumnya menjadi alasan utama Anom Widyantoro, Bupati Terpilih Pemalang 2025-2030 mendapatkan penghargaan sebagai tokoh berprestasi tingkat Jawa Tengah 2024. Hal ini menjadi kabar baik, karena meski belum disahkan oleh pemerintah, namun dirinya mampu menyinergikan visi-misi yang akan ia bawa dengan pemerintahan sebelumnya.
Haryanto selaku Ketua Penyelenggara Penghargaan dari Berlian Organizer menyatakan, pemimpin daerah harus menjadi contoh yang kuat, termasuk pada masa transisi pemerintahan kepala daerah yang baru. Hal ini, menurutnya, ada pada Anom Widyantoro, selaku bupati terpilih yang mampu melakukan komunikasi yang intens dan sinergis untuk menyamakan perspektif dengan para kepala OPD serta jajarannya melalui Bupati yang masih menjabat saat ini.
“Kami memandang, jika beliau Pak Anom Widiyantoro sukses menghantarkan masa transisi yang penuh dengan komunikasi dan koordinasi yang ideal. Ia tidak segan untuk bersinergi dengan kepala pemerintahan sebelumnya dalam rangka menyamakan pemikiran ketika era kepemimpinannya dimulai tahun depan,” ujarnya, belum lama ini.
Pada acara tersebut, kurang lebih ada 9 tokoh daerah yang mendapatkan penghargaan berprestasi yang diselenggarakan di Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Selasa (17/12) malam. Dengan adanya penghargaan tersebut, semua tokoh diharapkan bisa terus memberikan aura positif, baik di pemerintahan maupun masyarakat.
Sementara itu, Anom Widiyantoro mengatakan, penghargaan ini sejatinya merupakan sebuah apresiasi serta motivasi baginya untuk memimpin Pemalang menjadi lebih kuat, maju, dan sejahtera nantinya. Di mana selama kontestasi lalu, dirinya menilai bahwa Pilkada Pemalang menjadi salah satu penyelenggaraan pemilihan paling ideal di Jawa Tengah, bahkan Indonesia.
Dengan terpilihnya Anom menjadi Bupati Pemalang periode 2025-2030, dirinya mengajak semua pihak kembali bersalaman saling bergandengan untuk pembangunan dan kemajuan Pemalang. Baginya, kontestasi kemarin merupakan warna yang indah, namun setelah itu akan lebih indah bila semua kembali rukun dan saling mendukung.
“Ya selayaknya bermain bulu tangkis. Sehabis kita bertanding, kemudian ada yang menang dan ada yang kalah, kita bersalaman. Kembali lagi bersama-sama,” ujar Anom Widiyantoro. (fan/abd)