KUDUS, Joglo Jateng – Memasuki musim penghujan, ancaman banjir dan tanah longsor kembali menghantui sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kabupaten Kudus. Desa Setrokalangan, yang terletak di Kecamatan Kaliwungu, Kudus, menjadi salah satu desa yang rentan terhadap bencana banjir. Dalam dua tahun terakhir, desa ini tercatat terendam banjir hingga lebih dari satu meter akibat curah hujan tinggi dan meluapnya Sungai Wulan.
Untuk mengurangi risiko tersebut, tim Pengabdian Masyarakat Universitas Muria Kudus yang dipimpin oleh Dr. Sugeng Slamet, bersama Budi Cahyo Wibowo, dan Fajar Nugraha, berinisiatif untuk memperkenalkan teknologi Early Warning System (EWS) di Desa Setrokalangan. EWS ini dirancang untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat mengenai kemungkinan terjadinya banjir dengan mengukur ketinggian permukaan air sungai secara real-time.
“Dengan adanya EWS, diharapkan warga bisa memperoleh informasi lebih cepat dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi dampak banjir,” ujar Dr. Sugeng Slamet.
Alat ini bekerja dengan menggunakan sensor ultrasonic untuk mendeteksi ketinggian air Sungai Wulan. Data yang terkumpul kemudian diteruskan ke aplikasi Telegram yang telah diunduh oleh warga, sehingga setiap perubahan ketinggian air bisa langsung diketahui melalui ponsel.
“Sistem ini mengkategorikan tiga kondisi siaga berdasarkan ketinggian air, yaitu Siaga 1 (>290 cm), Siaga 2 (250 cm – 289 cm), dan Siaga 3 (200 cm – 249 cm),” ujarnya.
Dengan adanya EWS, diharapkan dapat mengurangi risiko bencana banjir yang sering terjadi di daerah tersebut. Peringatan dini yang diberikan dapat membantu warga untuk bersiap-siap, baik dengan mengamankan barang berharga maupun mengungsi jika diperlukan.
“Sistem ini merupakan salah satu bentuk kontribusi dunia pendidikan tinggi dalam memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat,” katanya.
Melalui upaya mitigasi ini, Desa Setrokalangan diharapkan dapat lebih siap menghadapi bencana banjir yang mungkin terjadi. Serta meningkatkan keselamatan jiwa dan harta benda warga. (hms/rds)