MenLH akan Tutup Seluruh TPA Tahun Depan, Ini Tujuannya!

AKTIVITAS: MenLH Hanif Faisol Nurofiq bersama Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu saat meninjau fasilitas pengolahan sampah di Stasiun Tawang Bank Jateng Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. (FADILA INTAN QUDSTIA/JOGLO JATENG).

SEMARANG, Joglo Jateng – Menteri Lingkungan Hidup (MenLH), Hanif Faisol Nurofiq menegaskan akan menutup seluruh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di tahun 2025 mendatang. Tujuannya untuk menekan gas metana agar tidak terjadi kebakaran serta menimbulkan polusi udara yang disebabkan oleh tumpukkan sampah.

“Jadi beberapa TPA akan tutup habis itu di tahun 2025, wajib kita tutup abis, kemudian semuanya wajib sanitary land fill (metode pengelolaan sampah yang dilakukan dengan cara menumpuk, memadatkan, dan menimbun sampah di lokasi cekung, Red.). Dengan itu, maka kita mampu menekan gas metana faktor yang ditimbulkan dari open dumping (cara pengelolaan sampah di TPA dengan membuang sampah di lahan terbuka tanpa perlakuan apapun, Red.),” ucapnya saat meninjau fasilitas pengolahan sampah di Stasiun Tawang Bank Jateng Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, belum lama ini.

Baca juga:  Tim Kurator dan KSPN tak Dukung Going Concern Sritex

Menurutnya, hal ini menjadi salah satu cara yang dianggap berhasil untuk mengolah sampah dari sumbernya. Apabila ingin menggunakan metode refuse derived fuel (RDF) yang merupakan proses pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif, hal itu cenderung memerlukan biaya yang cukup besar.

Oleh karena itu, sedini mungkin masyarakat diajak untuk mengolah sampah dari hulu secara bertahap. Mulai dari rumah tangga melalui Bank Sampah Unit Indonesia yang menjadi kewenangan dari masing-masing wali kota di daerahnya.

“Saya percaya ibu wali kota (Hevearita G Rahayu, Red.) akan mendorong terus, kemudian setelah itu ke off taker yang saat ini sudah kami hentikan impor plastik sehingga akan gampang menjual sampahnya,” ujarnya.

Baca juga:  Ciptakan Pohon Natal Unik dari 250 Galon Limbah

Pada awal tahun 2025 mendatang, kata Hanif, pihaknya berkomitmen untuk mengurangi impor daur ulang kertas. Hal ini diupayakan agar bisa memaksimalkan pengolahan sampah dari hulu sampai hilirnya.

“Tetapi itu semua tidak berarti kalau tidak didukung oleh pemerintah kota dan kabupaten untuk mengedukasi warganya dan memaksakan itu untuk dilakukan pilah pilih sampah di hulu apapun risikonya,” pungkasnya. (int/adf)