Kadarlusman Prihatin Banyak Armada BRT Tak Layak Pakai

Kadarlusman, Ketua DPRD Kota Semarang. (FADILA INTAN QUDSTIA/JOGLO JATENG)

SEMARANGJoglo Jateng – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, Kadarlusman mengukapkan rasa prihatinnya lantaran masih banyak armada Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang yang tak layak pakai. Hal ini berdasarkan evaluasi terkait fasum pemerintah yang harus diperhatikan sepanjang 2024 ini.

“Ini yang kami prihatin karena masih banyak armada yang tidak layak pakai, usianya 7 tahun masih dipakai, sedangkan kondisi kalau sudah 7 tahun itu kondisi udah memprihatinkan. Ini bawa nyawa penumpang banyak loh,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, belum lama ini.

Baca juga:  Wali Kota Semarang Dorong Masyarakat Bekerja di Bidang Ketahanan Pangan

Lebih lanjut, ia menerangkan, selama ini banyak sarana pendukung yang ada di armada seperti rem sampai alat-alat elektronik lainnya cukup lama perbaikannya. Tak hanya itu, jalur BRT kerap kali melewati tikungan tajam, sehingga banyak kejadian yang terjadi sepanjang 2024.

“Saya minta Pemkot agar evaluasi armada BRT yang tidak layak. Ada banyak itu harus diremajakan, ini di Kota Semarang ibukota provinsi Jawa Tengah harus memberikan pelayanan yang safety (aman), nyaman sehingga masyarakat dilayani dengan baik,” jelasnya.

Terlebih lagi, kata Pilus sapaan akrabnya, armada BRT merupakan fasilitas umum yang sering dibutuhkan oleh masyarakat dalam kegiatan mereka sehari-hari. Sehingga, dibutuhkan keselamatan kerja di dalam armada ini.

Baca juga:  9 Juta Orang Diprediksi Masuk Jateng saat Nataru

“Kami dorong dan minta pemerintah untuk mengevaluasi armada BRT yang tidak layak, jadi harus diremajakan sesuai aturannya,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu menyampaikan bahwa di akhir tahun ini ada banyak evaluasi, seperti lelang untuk pengelolaan BRT. Dirinya sudah meminta kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang untuk mengganti armada lantaran ada banyak armada yang bermasalah dalam hal pengoperasiannya, seperti asap hitam atau cumi-cumi darat, mogok di tengah perjalanan, hingga kebakaran.

“Saya minta teman-teman agar itu ada di dalam perjanjiannya apabila terjadi seperti itu langsung diganti dan sebagainya. Karena ini juga masuk emisi. Ada cumi-cumi darat di mata gak enak memang saya berkali-kali ada peremajaan armada baru,” ucapnya. (int/gih)