KUDUS, Joglo Jateng – Menjelang pergantian tahun, banyak wisatawan dari berbagai daerah mengunjungi Kabupaten Kudus. Mereka datang menggunakan bus ke Terminal Wisata Bakalankrapyak. Para peziarah juga memadati lingkungan terminal hingga Menara Kudus.
Kepala Sub Terminal Bakalan Krapyak Kudus, Rozikan menyebutkan, hal seperti ini akan terus terjadi setiap libur panjang tiba. Jalur transportasi menuju kawasan Menara menjadi salah satu yang terpadat. Terlebih pada Sabtu dan Minggu.
“Kepadatan ini disebabkan banyaknya bus yang mulai berdatangan dari berbagai daerah. Seperti Tangerang, Jakarta, Cilacap, Magelang, serta wilayah Jawa Timur dan pondok pesantren luar kota,” ujarnya.
Kemacetan di wilayah tersebut tidak sampai pada kondisi kacau. Arus lalu lintas hanya padat merayap dan dianggap sebagai hal lumrah, yang menjadi adat istiadat ketika libur natal dan tahun baru. Utamanya pada perempatan Jember dimana terkenal dengan patokan titik macet.
“Dinas Perhubungan (Dishub) telah melakukan berbagai upaya, termasuk menyediakan lokasi khusus bagi ojek dalam rangka mengurai kemacetan. Petugas akan tetap siaga untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi, demi menjaga kelancaran lalu lintas dan kenyamanan masyarakat,” ungkapnya.
Adapun tarif retribusi dikenakan bagi kendaraan yang melintas, bukan dihitung per kepala. Dengan rincian, bus besar Rp 25.000, bus sedang Rp 20.000, dan elf Rp 15.000. Selain itu tidak ada pemungutan biaya lanjutan.
“Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati ketika perjalanan, mengingat banyaknya bus yang keluar masuk area terminal. Sementara itu, bagi pengguna jalan diharapkan bisa melewati jalur alternatif agar dapat mengurai kemacetan di jalur utama,” pungkasnya. (cr9/fat)