JEPARA, Joglo Jateng – Menyambut tahun baru 2025, para nelayan di Jepara menaruh harap besar kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan adanya kepemimpinan baru yang terpilih, para nelayan optimis akan adanya perubahan yang lebih baik.
Sekretaris Ketua Forum Nelayan (Fornel) Kabupaten Jepara, Nanang mengungkapkan bahwa nelayan Jepara sering mengalami berbagai kesulitan. Terutama terkait aturan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Banyak nelayan mengeluhkan masalah akses BBM yang sulit akibat jarak pembelian yang jauh.
Nanang menyontohkan, nelayan dari Bandungharjo dan Banyumanis di Kecamatan Donorojo harus membeli BBM bersubsidi hingga Kecamatan Kembang, dengan jarak tempuh sekitar satu jam lebih.
“Dari 150 nelayan di Bandungharjo dan Banyumanis, mereka harus berputar untuk membeli BBM sehingga menempuh jarak yang jauh,” terangnya kepada Joglo Jateng, belum lama ini.
Selain itu, fakta di lapangan, nelayan juga menghadapi masalah seperti habisnya stok BBM, penyalahgunaan BBM oleh pelaku usaha besar, kuota yang terbatas, dan pembelian yang dibatasi.
“Seharusnya bagi nelayan tidak ada persyaratan rumit dalam membeli BBM. Meskipun akses melalui aplikasi bisa mempermudah, kenyataannya justru membuat sulit,” jelasnya.
Nelayan asal Tubanan di Kecamatan Kembang, Zaini, juga mengungkapkan kesulitan dalam memenuhi persyaratan administratif. Seperti surat bukti pencatatan kapal untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Banyak nelayan yang tidak mengurusnya karena proses yang lama dan jarak yang jauh untuk mendapatkan surat rekomendasi, yang berujung pada ongkos tambahan.
“Jarak yang cukup jauh, dari Tubanan ke dinas terkait untuk mengurus administrasi. SDM yang belum siap jika harus menggunakan teknologi, serta sosialisasi yang belum merata. Kemudian, aturan yang sering berubah-ubah sehingga mengakibatkan kami kesulitan memahami,” ucap Zaini.
Sementara itu, Wakil Ketua Fornel Kabupaten Jepara, Sugeng berharap kepada pemerintah untuk mempermudah persyaratan dan meningkatkan inovasi dalam pelayanan distribusi BBM bagi nelayan kecil. Ia menitip beberapa pesan kepada kepala daerah yang baru terpilih. Pertama, ia menyoroti kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha perikanan yang masih hidup dalam kemiskinan, terutama di daerah pesisir.
Kedua, ia menekankan pentingnya akses terhadap teknologi, permodalan, pasar, dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang masih kurang. Ia berharap kepala daerah baru dapat memperhatikan masalah-masalah ini demi kesejahteraan nelayan di Jepara.
“Akses BBM yang gampang dan tidak berbelit. Pemerataan penjualan BBM di wilayah pesisir. Kemudian, alat tangkap yang ramah lingkungan,” harapnya. (oka/adf)