Wisata  

10 Tahun Ditutup, Kini Ruang Bawah Tanah Lawang Sewu Dibuka untuk Wisatawan

SUASANA: Pengunjung saat hendak masuk ke Ruang Bawah Tanah, Lawang Sewu Semarang, belum lama ini. (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SETELAH 10 tahun ditutup, kini ruang bawah tanah wisata Lawang Sewu Semarang dibuka kembali untuk pengunjung. Ini merupakan upaya untuk menarik minat wisatawan sekaligus menghilangkan kesan angker di basement tersebut.

“Terakhir basement ini dibuka itu 2014 sekitar 10 tahun lalu ya, baru dibuka lagi sekarang. Jadi mengikis anggapan publik dan tayangan-tayangan yang ada di masa lalu,” tutur Humas Lawang Sewu Riesta Junianti, belum lama ini.

Diketahui, basement itu merupakan lorong yang gelap gulita. Ruangan tersebut memiliki panjang lorong sekitar 75 meter dan lebar 30-an meter, namun disekat-sekat bagian bawah di lantainya.

Di basement ini ada peninggalan zaman Belanda berupa sejumlah saluran buangan air limbah. Saat ini saluran tersebut sudah tidak berfungsi, hanya menyisakan pipa-pipa besi yang sudah berkarat.

Riesta menyampaikan, selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mulai 19 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025 harga tiket masuk ke basement mendapat potongan 50 persen. Dari semula Rp 50 ribu menjadi Rp 25 ribu per orang.

Baca juga:  Setiap Hari, Ratusan Wisatawan Asyik Berlibur ke Goa Kreo

Sementara harga tiket masuk ke kawasan Lawang Sewu, yakni Rp 20 ribu bagi dewasa, Rp 10 ribu bagi anak, dan Rp 30 ribu bagi turis asing. Lalu untuk tiket masuk area Immersive di dalam Kawasan Lawang Sewu dibanderol Rp 15 ribu untuk semua kategori.

Untuk wisatawan yang tertarik menikmati basement, Riesta menuturkan akan ada satu pemandu yang mengantarkan setiap rombongan yang berjumlah delapan orang.

“Untuk ke bawah basement itu terhitung rombongan. Nanti per rombongan itu ada 8 orang maksimal dengan 1 pemandu berkeliling sambil bercerita history real yang ada,” kata dia.

Setiap satu rombongan akan turun ke basement untuk mulai berkeliling setiap 5 menit. Biasanya satu rombongan menghabiskan 15 menit lah untuk berkeliling.

Baca juga:  Suguhkan Edukasi Menarik dari Potensi Desa Japan

“Jadi setiap 5 menit rombongan sudah masuk, masuk lagi satu rombongan, masuk lagi satu rombongan seperti itu,” imbuh dia.

Mekanisme itu dipilih untuk mengatur jumlah pengunjung yang berada di basement dan menghindari penumpukan. Apalagi udara di sana tidak sama dengan di ruang terbuka.

“Namun, kita juga menyediakan ada oksigen tabung di bawah jikalau si pengujung ini sesak nafas seperti itu. Sebelum masuk ke basement dipastikan pengunjung menggunakan alat pelindung diri dan dalam keadaan sehat tanpa punya sakit asma dan sakit lainnya,” lanjut dia.

Lebih lanjut, khusus untuk mengunjungi area basement, pengunjung harus menitipkan ponsel ke loker karena dilarang merekam selama berkeliling di bawah tanah.

“Di basement ini kan catatannya tidak boleh dokumentasi apa pun ya semua alat dokumentasi kita taruh di loker supaya pengunjung fokus menyimak pemandu,” tandas dia.

Baca juga:  Jembatan Boardwalk, Spot Baru di Pantai Bandengan

Salah satu pengunjunga, Arum Sekar (29) asal Purwodadi mengaku sengaja menyempatkan berkunjung ke Lawang Sewu untuk merasakan kembali sensasi masuk ke ruang bawah tanah. Ia mengaku sudah pernah masuk sebelum basement itu ditutup.

“Ini kedua kalinya masuk, dulu sudah pernah masuk waktu saya SMP. Kalau dulu baunya masih anyir sekarang udah lebih adem nggak semenyeramkan sebelumnya,” katanya saat ditemui Joglo Jateng, belum lama ini.

Sementara itu, Hera Amri Nastaim (28) juga mengaku biaya Rp 25 ribu sangat sepadan untuk merasakan sensasi masuk ke ruang bawah tanah itu. Terlebih sudah disediakan helm dan sepatu boots untuk keamanan.

Worth it untuk dicoba sih. Sudah dapat perlengkapan kemanan ada pemandu juga yang menjelaskan tentang sejarah dari ruang bawah tanah ini,” ujarnya. (luk/adf)