PATI, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati menetapkan status siaga bencana selama musim hujan ini. Hal tersebut untuk menghadapi ancaman bencana angin puting beliung hingga banjir.
Status siaga bencana itu disebut telah ditetapkan oleh Penjabat (Pj) Bupati Pati pada Desember 2024 lalu. Di mana, status ini akan berlaku hingga beberapa bulan ke depan selama musim hujan.
“Pak Pj Bupati Pati menetapkan Siaga Bencana Hidro metrologi itu sampai akhir Maret 2025. Siaga bencana sejak Desember 2024,” kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, beberapa hari lalu.
Martinus menyebut, status siaga bencana ini bisa meningkat jika bencana terjadi semakin parah. Mengingat 21 kecamatan di Kabupaten Pati rawan bencana. Di antaranya yakni Kecamatan Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong hingga Cluwak yang rawan terjadi longsor.
“Masyarakat harus hati-hati saat ada itu. Yang diwaspadai Januari dan Februari. Karena musim hujan puncaknya di dua bulan itu,” terangnya.
Selain tanah longsor, lanjut dia, angin kencang juga perlu diwaspadai. Pihaknya tidak mau warga menjadi korban bencana hidro metrologi ini. Apalagi sebelumnya sejumlah desa di Kecamatan Winong disapu angin puting beliung.
“Bahaya hidro metrologi itu perlu diwaspadai. Apalagi angin kencang. Di Desa Kropak puluhan rumah rusak. Begitu juga di Kecamatan Winong,” sebut dia.
Martinus pun mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati. Ketika ada cuaca buruk, ia meminta masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar rumah.
“Kalau terpaksa melakukan berteduh, berteduh lah di tempat yang aman. Jangan berteduh di bawah pohon atau tempat sekitar baliho. Itu bahaya. Resiko pohon tumbang, baliho roboh sangat besar terjadi saat cuaca ekstrem seperti saat ini,” tutur dia.
Menurutnya, angin kencang sulit diprediksi. Maka dari itu, masyarakat perlu waspada dan mengetahui tanda-tandanya.
“Yang susah diprediksi itu angin. Kalau tanda umum itu saat terjadi awan hitam ketika angin bisa mendorong keluar maka tidak akan terjadi (puting beliung). Ketika angin tak bisa mendorong maka dia akan turun ke bawah maka akan terjadi angin kencang,” pungkasnya. (lut/fat)