KUDUS, Joglo Jateng — Inflasi di Kabupaten Kudus pada Desember 2024 jadi yang tertinggi sepanjang 2024. Besaran infalasi bulna Desember sebesar 0,59 persen, sedangkan Inflasi tertinggi pada bulan Februari dengan angka 0,61 persen.
“Inflasi tertinggi pada bulan Februari yaitu sebesar 0,61 persen disusul Desember 0,59 persen. Dan Inflasi tahun ke tahun 1,71 persen. Kondisi ini masih dalam kategori aman,” terang Kusuma Agung Handaka, Statistisi Madya BPS Kabupaten Kudus (3/12/2025).
Adapun penyumbang andil inflasi pada bulan Desember ini yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Dengan angka Inflasi mencapai 1,74 persen dengan andil Inflasi 0,48 persen.
Komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi di antaranya telur ayam ras dengan andil Inflasi 0,12 persen, cabai merah 0,10 persen, mobil 0,08 persen, beras 0,07 persen dan cabai rawit 0,04 persen. Sedangkan untuk komoditas yang memberikan andil deflasi yakni salak, cumi-cumi, dan emas perhiasan dengan andil deflasi masing-masing -0,01 persen.
Kusuma mengatakan, penyebab cabai menjadi salah satu penyumbang Inflasi terbesar dikarenakan kondisi musim. “Kenaikan harga cabai karena pasokan menipis, mungkin karena musim hujan. Sehingga pasokan turun permintaan tetap, harga jadi meningkatkan,” imbuhnya.
Kemudian, untuk Inflasi tahun ke tahun, andil inflasi terbesar minyak goreng dengan andil 0,19 persen, disusul emas perhiasan 0,17 persen, sigaret kretek mesin (SKM) 0,14 persen, mobil 0,13 persen, dan telur ayam ras 0,04 persen. Lalu untuk deflasi disumbang oleh komoditas cabai rawit -0,18 persen, cabai merah -0,16 persen, bensin -0,11 persen, beras -0,10 persen, dan ikan bandeng -0,02 persen.
Lebih jauh, pihaknya juga menyebutkan data inflasi dan pada bulan Januari tiga tahun belakangan yang bisa menjadi gambaran atau prediksi Inflasi pada Januari 2025. Menurutnya, pada Januari 2022, Kudus mengalami inflasi 0,77 persen. Dengan sumbang inflasi dari komoditas beras, tukang bangunan bukan mandor, daging ayam ras, mobil, dan roti manis. Pada Januari 2023 inflasi Kudus 0,27 persen dengan penyumbang Inflasi terbesar bawang merah, beras, rokok kretek filter, emas perhiasan dan cabai merah.
“Berbeda dengan tahun sebelumnya, untuk Januari 2024 Kudus mengalami deflasi sebesar -0,01. Yang disumbang oleh komoditas tomat, beras, bawang putih, rekreasi, dan pemeliharaan. Data ini mungkin bisa jadi gambaran untuk prediksi Januari 2025, tapi ini hanya sebagai identifikasi awal,” tandasnya. (nik/fat)