SEMARANG, Joglo Jateng – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang berencana mengoptimalisasi dua taman aktif, yaitu Taman Garoot dan Taman Abdul Rahman Saleh. Pihaknya ingin menjadikan kedua taman itu sebagai fasilitas umum (fasum) yang ramah penyandang disabilitas.
Kepala Disperkim Kota Semarang, Yudi Wibowo, menyampaikan diupayakan dua taman baru itu bisa diakses untuk penyandang difabel, baik fisik maupun netra. Sehingga, mereka bisa beraktivitas di sana walaupun hanya sekedar duduk di bangku taman dan sebagainya.
“Untuk konsep taman aktif itu nantinya akan dibuat sama seperti ruang terbuka hijau (RTH). Adapun fasilitas lain yang akan dipertimbangkan, antara lain luasan tanah, ketersediaan parkir, dan space (batasan) untuk orang berjualan,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Rabu (8/1/25).
Lebih lanjut, ia menerangkan, perencanaan pembuatan dua taman itu sudah masuk kedalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2025. Saat ini, pihaknya perlu melalui tahapan lelang yang diperkirakan akan mulai Maret mendatang.
“Anggaran itu kan ditetapkan dari pemerintah dan DPRD. Itu perencanaan sudah tahun kemarin. Sehingga pelaksanaan di 2025 yang perkiraan anggaran untuk Taman Garoot senilai Rp 1,909 miliar dan Taman Abdul Rahman Saleh sebanyak Rp 2.870.400.000,” jelasnya.
Setelah melewati proses lelang, kata Yudi, pihaknya baru bisa mengerjakan dua taman itu yang ditargetkan rampung dalam kurun 150 hari. Dirinya berharap, dengan adanya optimalisasi dua taman aktif ini, masyarakatnya dapat memanfaatkan fasum atau RTH yang layak dan mudah diakses. Terutama yang bisa diakses secara umum, khususnya anak-anak dan penyandang disabilitas.
Sebelumnya, Disperkim Kota Semarang telah memiliki beberapa taman aktif yang sudah ramah anak dan difabel. Di antaranya, Taman Indonesia Kaya (TIK), Taman Amongrego Gunungpati, Kawasan Pecinan, dan Kawasan Kota Lama. (int/gih)