Tragedi di Gunungpati: Siswa SMP Gantung Diri, Disdik Semarang Berduka

Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Kota Semarang, Aloysius Kristiyanto. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

SEMARANGJoglo Jateng – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang turut berbelasungkawa atas kematian yang dialami oleh salah satu siswa SMP berusia 15 tahun di rumahnya Kecamatan Gunungpati. Korban ditemukan oleh keluarganya menggantung di kusen pintu kamar menggunakan selendang pada Minggu (5/1) sekitar pukul 23.00 WIB.

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Disdik Kota Semarang, Aloysius Kristiyanto mengatakan, berdasarkan informasi yang ia dapat dari pihak sekolah, korban merupakan anak yang baik di ruang kelasnya. Dalam hal ini, dirinya berharap agar hal-hal ini tidak terjadi lagi.

“Rencana Kamis (9/1) kami akan mendatangi sekolah. Kami juga coba berkomunikasi dengan seluruh sekolah untuk melakukan pendampingan terhadap anak-anak,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Rabu (8/1/25).

Baca juga:  Polda Jateng Bakal Lakukan Pemanggilan Kembali pada TE

Selain itu, pihak sekolah juga diminta untuk berkoordinasi dengan Rumah Duta Revolusi Mental Kota Semarang (RDRM), apabila ada anak yang membutuhkan bantuan secara psikologis.

“Kita berusaha bagaimana pendampingan terhadap anak bisa didorong supaya tumbuh kembangnya terbentuk dari segi karakter sehingga mereka bisa lebih berhati- hati dalam melangkah,” jelasnya.

Dirinya berpesan, kepada seluruh kepala sekolah untuk lebih memperhatikan anak-anak di lingkup sekolah. Salah satunya membangun komunikasi yang baik antara guru dengan siswa. “Kalau komunikasi lancar antara guru dan siswa pasti semua masalah yang dihadapi siswa bisa diselesaikan. Tapi yang penting karakter pendidikan kita upayakan lebih baik,” pesannya.

Baca juga:  UIN Walisongo Semarang Terima Penghargaan Pengelola Media Sosial Terbaik

Sementara itu, Kapolsek Gunungpati, Kompol Agung Raharjo menceritakan awal kronologi kejadiannya, pada waktu itu korban dan teman-teman sebayanya sedang meminum miras di rumah. Tak lama kemudian, korban kepergok oleh keluarganya.

“Sabtu itu 4 Januari saksi itu mendapati korban dan temannya sedang minum miras di rumahnya. Kemudian ditegur, korban dan temannya membubarkan diri,” ungkapnya.

Ia menambahkan, diketahui korban takut dilaporkan ke orang tuanya sehingga nekat mengakhiri hidupnya. Dia juga sempat mengatakan kepada saksi lain yaitu temannya kalau dia ada masalah keluarga setelah kepergok minum miras. “Korban WA sama saksi kalau korban ada masalah dengan keluarga, terkait minum di rumahnya,” katanya.

Baca juga:  DPRD Segera Tinjau SMPN 16 Semarang

Selanjutnya, aparat kepolisian polisi menangani peristiwa tersebut. Namun oleh pihak keluarga mengaku ikhlas dan jenazah sudah disemayamkan.

“Alat bukti di TKP gantung diri pakai selendang. Yang jelas si korban itu dampaknya minum minuman keras, ditegur terus gitu. Pihak orang tuanya menerima dan mengikhlaskan meninggalnya korban tidak menuntut apa-apa, membuat surat pernyataan,” jelasnya. (int/gih)