JEPARA, Joglo Jateng – Ratusan warga di Kabupaten Jepara mengadakan acara tabur bunga di lokasi kecelakaan motor yang terjadi di Jalan Jepara-Bangsri, tepatnya di sekitar SDN 6 Suwawal, Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Rabu (8/1) malam.
Sebelumnya, pada Senin (6/1) terdapat kejadian laka lalu lintas di lokasi tersebut. Saat itu, korban mengendarai motor dari arah Jepara menuju Bangsri dengan kecepatan sedang. Saat di tempat kejadian perkara (TKP), korban berjalan agak ke kanan.
Karena tidak menguasai laju kendaraan, pada saat bersamaan dari arah berlawanan terlalu dekat dengan motor korban, terjadilah kecelakaan hingga akhirnya korban meninggal dunia.
Salah satu warga Bangsri, Achmad Edy Susanto mengungkapkan, kegiatan ini bukan hanya sebagai ungkapan rasa duka, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi jalan Jepara-Kelet yang sangat rusak.
“Tabur bunga dilakukan pada pukul 21.00 WIB, setelah salah satu warga di Gemiling meninggal akibat kecelakaan yang disebabkan oleh lubang di jalan. Kami merasa berduka. Kerusakan jalan cukup parah dari Jepara sampai Gemiling,” ungkapnya, Kamis (9/1).
Dia menambahkan bahwa hampir setiap hari terjadi kecelakaan akibat kondisi jalan yang buruk, baik untuk pengendara sepeda motor maupun mobil. “Ketika musim hujan, jalan provinsi di sepanjang Jepara – Kelet sering kali mengalami kerusakan. Setiap hari ada kecelakaan karena jalan yang rusak, baik dari pengendara motor maupun mobil,” jelasnya.
Melihat kondisi jalan yang memprihatinkan, dia juga melaporkan kerusakan tersebut kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui aplikasi Lapor Gub. “Saya merasa perlu melaporkan kerusakan jalan Jepara – Kelet melalui aplikasi Lapor Gub,” kata dia.
Dia menambahkan bahwa masyarakat Kabupaten Jepara kini menunggu realisasi janji dari Bupati terpilih, Witiarso Utomo, untuk mewujudkan program perbaikan jalan di Jepara. “Kami semua warga Jepara menantikan janji bupati yang sudah terpilih untuk menjadikan Jepara mulus,” tutupnya.
Kasi Pemerintah Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Rosyid, menyampaikan bahwa selain melakukan tabur bunga, warga setempat yang dibantu oleh relawan dari berbagai komunitas, juga melakukan penambalan jalan yang rusak. Penambalan jalan dilakukan, mulai dari ruas jalan Mambak sampai Bangsri.
“Selain tabur bunga yang dihadiri oleh pihak keluarga, warga setempat juga melakukan penambalan. Selesai sekitar jam 01.30 WIB,” terangnya pada Joglo Jateng saat dimintai keterangan lewat via telepon.
Rosyid menambahkan, penambalan jalan rusak dari ruas Mambak-Bangsri menggunakan dana dari hasil donasi yang di motori oleh Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Desa Mambak. “Ada beberapa donasi yang masuk berupa uang dan material (semen). Perbaikan jalan yang rusak menghabiskan dana sekitar Rp 2.500.000,” bebernya.
Secara terpisah, keluhan atas kerusakan ruas jalan provinsi Jepara-Keling yang mengalami kerusakan parah direspons cepat oleh Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) Wilayah Pati Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah. Hal itu diungkapkan oleh Kepala BPJ Wilayah Pati, Api D. Prasetiyaji. Pihaknya meminta maaf kepada masyarakat atas kerusakan jalan Jepara-Keling yang terjadi saat ini.
“Kami meminta maaf apabila pelayanan kami belum maksimal, kemudian kalau ada partisipasi dari masyarakat terkait penanganan kerusakan di jalan di ruas tersebut, kami tentu sangat terharu dan terima kasih,” ungkapnya.
Ia mengatakan, saat ini upaya perbaikan di ruas jalan tersebut sudah dilaksanakan kemarin (8/1), bahkan pekerjaan perbaikan dilakukan dari pagi dan lembur sampai malam hari hingga pukul 23.30. Akan tetapi, cuaca hujan di Jepara juga menjadi kendala proses perbaikan. Sebab meskipun dilakukan perbaikan, hasilnya juga akan sia-sia.
“Awal kegiatan tadi malam dari desa Wonorejo Km. SMG 74+500-Km.SMG 75+350 desa Mambak. Penanganan kami sedikit terganggu karena cuaca di Jepara—Keling hampir setiap hari hujan, tadi malam kan terang, oleh sebab itu kami mengejar cuaca terang,” katanya.
Setelah dilakukan peninjauan terkait ruas jalan tersebut, Aji menjelaskan, ruas jalan provinsi Jepara-Keling sebenarnya tidak diperuntukkan untuk lalu lintas dengan kendaraan tonase berat. Pasalnya, antara fondasi lapisan bawah dan fondasi lapisan atas itu sangat tipis sehingga tidak terlalu kuat untuk lalu lintas berat. Ruas jalan tersebut sebetulnya untuk kendaraan dengan tonase di bawah 8 ton.
“Dari pihak kami juga sudah kami lakukan survei LHR (lalu lintas harian rata-rata), tahun ini akan dilaksanakan perbaikan konstruksinya dan peningkatan jalan ruas dengan konstruksi jalan rigid beton (rigid pavement),” tuturnya.
Dijelaskan, ruas jalan Jepara-Keling dengan titik paling banyak yang rusak, itu di wilayah desa Mambak. Untuk itu perbaikan peningkatan jalan tahun anggaran 2025 akan dilaksanakan di ruas Jalan Jepara-Keling, tepatnya di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo (setelah jembatan K. Jeruk) dengan konstruksi rigid beton.
“Kami mengupayakan anggaran untuk perbaikan itu segera terkontrak, pengadaan itu pun segera dilakukan pada triwulan pertama (Januari – Maret ). Pagu kami sekitar 5 miliar rupiah,” terangnya. (oka/gih)