KUDUS, Joglo Jateng – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterapkan di sejumlah sekolah di Kabupaten Kudus mulai Senin (13/1) kemarin, memberikan dampak besar bagi siswa, namun juga menggerus pendapatan pedagang kantin. Meskipun bertujuan memberikan makanan gratis bagi siswa dari TK-SMA, pedagang kantin justru merasakan penurunan signifikan dalam omzet mereka.
Salah satu pedagang kantin di Kecamatan Mejobo, Frida mengungkapkan, pendapatannya menurun hingga 20 persen setelah program ini dimulai. Sebelumnya, siswa sering membeli makanan di kantinnya, terutama untuk makan siang.
Namun, dengan adanya paket makanan gratis dari pemerintah, siswa kini lebih memilih untuk menerima paket tersebut. “Dulu saya bisa menjual sekitar 100 porsi setiap hari, tetapi sekarang hanya sekitar 40-50 porsi untuk sarapan. Itu pun belum tentu habis,” ungkapnya.
Situasi ini mengakibatkan beberapa pedagang kantin terpaksa menutup usaha mereka sementara waktu karena sepinya pembeli. “Kantin di sebelah saya sering tutup karena pembeli semakin sedikit,” tambahnya.
MBG ini memberikan setiap siswa paket makanan dengan komponen nasi, lauk pauk, sayur, dan susu yang diperkirakan bernilai sekitar Rp 10 ribu per porsi. Meskipun membantu siswa mendapatkan makanan bergizi, dampak ekonomi bagi pedagang kantin cukup signifikan.
Sementara itu, pedagang lainnya yang enggan disebutkan namanya juga mengaku, memilih mengurangi menu makanan berat dan hanya menjual jajanan ringan serta minuman.
“Kalau dulu saya menjual makan siang, sekarang sudah tidak lagi,” katanya.
Menurutnya, program ini, yang memberikan manfaat untuk 3.263 siswa di Kecamatan Mejobo pada tahap awal, memang diterima dengan baik oleh orang tua dan siswa. Namun, bagi pedagang kantin, harapan mereka kini tertuju pada solusi yang bisa memastikan kelangsungan usaha mereka.
“Kami mendukung program ini, tapi kami berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih agar pedagang kantin tetap bisa mendapatkan penghasilan yang layak,” pungkasnya.(adm/sam)