JEPARA, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten Jepara mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,84 miliar untuk rehabilitasi sekolah dasar (SD). Dana ini hanya cukup untuk memperbaiki 14 ruang kelas di 14 SD Negeri, sementara total ruang kelas yang mengalami kerusakan di Jepara mencapai sekitar 250.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Jepara, Edy Utoyo, menjelaskan bahwa rencana rehabilitasi yang dianggarkan dalam APBD 2025 belum dapat mencakup semua sekolah yang rusak. Oleh karena itu, fokus rehabilitasi akan diarahkan pada sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan berat.
“Rehabilitasi ini kami sesuaikan dengan anggaran yang ada, dengan prioritas pada ruang kelas yang mengalami kerusakan parah, seperti atap yang runtuh,” kata Edy, Kamis (16/1).
Edy merinci bahwa anggaran rehabilitasi ini bersumber dari pokok pikiran DPRD Jepara sebesar Rp 290 juta dan hasil diskusi di Badan Anggaran (Banggar) sebesar Rp 1,55 miliar. Sehingga total anggaran mencapai Rp 1,84 miliar.
Beberapa sekolah yang ruang kelasnya mengalami kerusakan berat di antaranya, SDN 3 Sumanding dengan atap roboh, SDN 2 Tunggul juga dengan atap roboh, SDN 4 Damarjati yang mengalami penurunan pondasi dan dinding pecah, serta SDN 4 Muryolobo yang memiliki atap bergelombang dan keramik rusak.
Sekolah lain yang juga mengalami rusak berat, SDN 4 Mayong Lor yang mengalami masalah banjir, SDN 2 Karimunjawa dengan atap bergelombang, dan SDN 3 Krapyak yang memiliki atap bergelombang, kusen pintu rusak, dan lantai yang tidak terawat.
Kemudian, sekolah-sekolah yang menjadi prioritas rehabilitasi tahun ini adalah SDN 1 Kedungleper, SDN 2 Bategede, SDN 2 Karimunjawa, SDN 2 Tunggul, SDN 3 Krapyak, SDN 2 Ngetuk, SDN 3 Jugo, SDN 5 Panggang, SDN 3 Sumanding, SDN 4 Damarjati, SDN 4 Mayonglor, SDN 4 Muryolobo, SDN 1 Gemiringkidul, dan SDN 1 Menganti.
”Ada juga pemeliharaan rutin untuk 536 SD Negeri,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Jepara, Nur Hidayat, mengungkapkam keprihatinannya terhadap banyaknya sekolah yang rusak. Dalam kunjungan Komisi D ke sekolah-sekolah di pusat kota atau Kecamatan Jepara, banyak di antara sekolah mengalami kondisi memprihatinkan.
“Di beberapa sekolah di kota, kami menemukan ember di mana-mana karena kebocoran. Ini sangat memprihatinkan,” ungkap Nur Hidayat.
Ia menambahkan bahwa kerusakan sekolah hampir merata di seluruh sekolah negeri, disebabkan oleh minimnya pemeliharaan selama pandemi Covid-19, di mana sekolah diliburkan. Setelah Covid-19 berakhir dan kegiatan belajar mengajar dimulai lagi, banyak sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan.
“Kami akan terus berupaya agar rehabilitasi sekolah ini menjadi prioritas, karena berhubungan dengan keamanan siswa dan guru,” tutupnya. (oka/gih)