PEMALANG, Joglo Jateng – Hampir sepekan setelah putusan dari Forkopimda akan adanya Pembukaan TPA Pesalakan, masyarakat perkotaan di Kabupaten Pemalang pertanyakan keseriusan hasil rapat tersebut. Sebab, masih banyaknya sampah yang menumpuk di jalanan perkotaan membuat mereka geram dan menganggap pemerintah lalai akan hal tersebut.
Sutrisno (48) warga Kelurahan Pelutan, Kecamatan Pemalang sebagai pedagang keliling merasa terganggu dengan adanya sampah yang berserakan di jalanan dan pasar. Selain bau yang kurang sedap, dirinya juga merasakan sakit kepala dan mual perut karena tumpukan sampah yang berserakan di sekitar lingkungannya.
Kabar pembukaan TPA Pesalakan pada awal pekan kemarin, menjadi salah satu hal yang ia pertanyakan. Sebab, bukan hanya sekali Pemkab menjanjikan penuntasan sampah dengan pembukaan TPA, namun hingga pertengahan Januari 2025 belum ada kepastian apakah TPA dibuka kembali, karena masyarakat Pesalakan masih bersikeras menolak putusan Rapat Forkopimda di DPRD Kabupaten Pemalang.
“Tuh kan belum jelas, katanya kemarin bisa selesai tapi sampai sekarang tidak bisa. Masyarakat sudah sangat geram, apalagi bau sampah di TPS itu masuk ke pemukiman lalu yang rumahnya di sekitar situ lebih parah lagi,” ungkapnya, Minggu (19/1/25).
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Slamet (51) warga Desa Penggarit, Kecamatan Taman yang sering melewati Jalan Banjardawa-Penggarit di bawah jembatan tol Pejagan. Tumpukan sampah di sana sudah menjalar ke jalan-jalan hingga hampir menutupi badan jalan, yang mana di sekitar lokasi tersebut memang ada TPS Cibelok, sehingga banyak masyarakat membuang sampah ke sana.
“Itu baru diangkut kemarin, pas penuh hampir sepanjang 100 meter panjang gunungan sampah. Ini sudah bersih, tapi baunya masih tetep ada. Apalagi di Jalan Serayu Kebondalem itu malah parah banget, saya kemarin lewat,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pemalang, Wiji Mulyati telah memberikan arahan agar masyarakat mulai mengolah sampah yang mereka produksi. Selain itu, direncanakan jangka panjang pihaknya akan membangun TPST di semua desa dan kecamatan, ini dilakukan agar penumpukan sampah yang ada di TPS tidak hanya menumpuk saja, tetapi dapat diolah dan dimanfaatkan masyarakat menjadi pundi-pundi rupiah.
“Kita sudah sangat maksimal, tapi bagaimana lagi TPA tutup dan kapasitas TPST Surajaya belum mampu menangani sampah di seluruh Pemalang. Jadi mohon masyarakat bisa bekerja sama untuk tangani sampah, dan dalam waktu dekat TPST juga akan dibangun di desa serta kecamatan untuk mengurangi tonase sampah yang diangkut nantinya,” jelasnya. (fan/abd)