1.024 KK di Semarang Alami Kemiskinan Ekstrem

Herue Iskandar, Kepala Dinsos Kota Semarang. (FADILA INTAN QUDSTIA/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang menyebut, 1.024 Kartu Keluarga (KK) atau 5.519 individu di Kota Semarang masih mengalami kemiskinan ekstrem. Adapun tiga wilayah yang memiliki jumlah terbanyak, antara lain Kecamatan Semarang Utara, Tembalang, dan Kecamatan Pedurungan.

Kepala Dinsos Kota Semarang, Herue Iskandar menyampaikan, biasanya wilayah yang memiliki angka kemiskinan ekstrem jumlah penduduknya lebih banyak dibandingkan dengan wilayah lainnya. Salah satu faktor utama yang menyebabkan masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka, yakni adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang kerap kali dialami oleh buruh.

“Lalu ada juga penyandang disabilitas dan lansia banyak yang tidak bekerja,” ucapnya saat dikonfirmasi Joglo Jateng, Selasa (21/1/25).

Ia menambahkan, salah satu intervensi nyata yang dilakukan oleh Dinsos guna menanggulangi angka kemiskinan ekstrem, yakni dengan memberikan bantuan permakanan kepada warga yang tidak mampu dan lansia.

Selain itu, dirinya juga mendorong untuk melakukan verval bagi penyandang disabilitas yang masuk kedalam kemiskinan ekstrem. Diharapkan, pendataan ini selesai sampai akhir Januari ini.

“Dari verval tersebut, kira-kira apa saja yang mereka butuhkan. Entah itu alat bantu difabel atau wirausaha,” katanya.

Dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem, kata Herue, upaya ini juga melibatkan semua organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya sesuai dengan tugasnya masing-masing. Seperti contohnya, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang dengan bantuan rumah layak huni. Kemudian, Dinas Kesehatan (Dinkes) melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita dan ibu hamil guna mencegah stunting.

“Harapannya mulai bulan Februari semua OPD termasuk lurah dan camat bergerak untuk penanganan ini,” harapnya.

Sebagai informasi, dari semua wilayah di Kota Semarang, Kecamatan Tugu merupakan wilayah yang sudah tidak memiliki angka kemiskinan ekstrem. (int/adf)