KENDAL, Joglo Jateng – Jebolnya tanggul Kali Bodri menyebabkan banjir dengan arus yang sangat deras dan cepat meninggi di Desa Wonosari, Kecamatan Patebon. Kondisi demikian disampaikan seorang ulama di Desa Wonosari sekaligus pengasuh Ponpes Baitul Qur’an, Kiai Mufid Mustahid.
Ia menuturkan, mengetahui datangnya banjir akibat jebolnya tanggul Kali Bodri sekitar pukul 23.00. Pada saat itu, ketinggian air banjir masih sebatas lutut orang dewasa. Lalu ia masuk ke pondok dan mengajak semua santri langsung bersiap-siap keluar dari pondok.
“Sampai di luar, air sudah setinggi dada. Kami nyaris terjebak. Alhamdulillah, langsung ditolong para petugas dan dibawa ke posko ini,” tuturnya, Selasa (21/1/25).
Dia merasa beruntung bisa segera memutuskan mengajak para santrinya meninggalkan pondok. Sebab, posisi pondoknya lebih rendah dari rumah-rumah warga sekitarnya. Adapun kondisi pondoknya saat ini belum tahu persis, karena sejak di pengungsian tidak bisa menyalakan ponsel karena listrik mati dan baterai habis.
“Kabarnya sih ada pagar pondok kami yang jebol, tqpi saya belum tahu persis dan belum bisa melihat fotonya, karena listrik di masjid ini juga padam,” jelasnya.
Salah satu sukarelawan di Desa Donosari, Ridwan mengungkapkan, kondisi semalam pada saat banyak orang harus diungsikan dari kampung mereka yang terendam banjir sangat darurat. Dia mengaku nekad memutuskan untuk membawa warga yang terdampak banjir itu untuk mengamankan diri di masjid tersebut.
“Jadi, karena darurat banget kondisinya, saya memang nekad untuk mengamankan mereka di masjid ini. Bahkan saya nggak sempat minta izin sama takmirnya,” ujarnya.
Menurutnya, semalam jumlah total pengungsi di masjid itu sekitar 300 orang. Namun pada pagi hari banyak yang keluar untuk melihat kondisi rumah masing-masing. Di posko tersebut juga dibuka dapur umum untuk menyiapkan makan siang bagi para warga yang mengungsi.(ags/sam)